Find Us On Social Media :

Bisa Dicontoh Negara Lain, Ini Cara Singapura Hidup Berdampingan dengan COVID-19

Singapura Hidup Berdampingan dengan COVID-19.

GridKids.id - Kids, pandemi virus corona belum selesai, bahkan hingga kini kasus positif COVID-19 di Indonesia terus mengalami kenaikkan.

COVID-19 sudah ada lebih dari setahun, karena itu banyak kegiatan yang semakin dibatasi.

Ada beberapa negara yang berhasil menangani virus corona, namun ada juga sebaliknya.

Di Singapura, COVID-19 akan hidup berdampingan dengan masyarakatnya.

Blueprint atau cetak biru tentang tata cara hidup berdampingan dengan COVID-19 pun tengah dirancang.

Kebijakan ini dibuat karena memiliki alasannya sendiri, namun enggak semua negara dapat menirunya.

Nah inilah 7 alasan mengapa Singapura hidup berdampingan bersama COVID-19.

Baca Juga: Maia Estianty Kembali Galang Dana Bersama Cathy Sharon Bantu Para Tenaga Medis: Jangan Biarkan Mereka Tumbang

1. Disiplin Terdapat Masker

Salah satu protokol kesehatan yang penting adalah pemakaian masker.

Yap, masker salah satu cara untuk menghindari COVID-19.

Menteri kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan bahwa pencabutan kewajiban memakai masker akan menjadi kebijakan yang terakhir di evaluasi di masa pandemi.

2. Gencar Memberikan Vaksin

Vaksin adalah virus yang dilemahkan atau dimatikan, Kids.

Nah, virus ini yang nantinya akan membantu untuk mendeteksi virus yang menyerang tubuh, lo.

Di Singapura program vaksin terus digencarkan, bahkan dengan target dua pertiga warga menerima dosis pertama hingga tanggal 9 Agustus 2021. 

Dengan adanya warga Singapura divaksin setiap harinya, membuktikan bahwa mampu menurunkan kasus penyebaran COVID-19. 

3. Kebijakan Travel Bubble

Singapura menjadi salah satu negara yang memiliki banyak turis.

Salah satu langkah yang disiapkan Singapura untuk hidup berdampingan dengan COVID-19 adalah dengan membuat kebijakan travel bubble.

Kebijakan ini akan dilakukan bersama negara-negara yang telah berhasil mengendalikan COVID-19 seperti Hong Kong, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

Baca Juga: Tetap di Rumah Aja, Ini 10 Provinsi dengan Kasus Harian COVID-19 Paling Tinggi di Indonesia

 

4. Aktif Melakukan Pelacakan

Singapura memiliki aplikasi Trace Together untuk melacak pasien COVID-19 melakukan kontak dengan siapa.

Aplikasi ini sudah ada sejak Maret 2020.

Sehingga para warga Singapura yang masuk toko, rumah sakit hingga transportasi umum perlu menggunakan aplikasi ini.

5. Lakukan Lockdown Parsial

Gerak cepat, Singapura telah menerapkan lockdown parsial sejak 16 Mei hingga 13 Juni 2021.

Kini Singapura tengah bersiap memasuki new normal.

6. Rumah Sakit Fokus Merawat Pasien dengan Gejala Parah

Nantinya rumah sakit di Singapura akan merawat pasien dengan gejala yang parah saja.

Jika seseorang mengalami gejala ringan maka enggak perlu ke rumah sakit, Kids.

7. Pengalaman Menangani SARS

Singapura pernah mengalami SARS, sehingga itu adalah hal yang berharga.

Karena pengalaman pernah menangani SARS ini, Singapura akan siap hadapi COVID-19.

“Karena SARS, kami memiliki pengalaman pengendalian infeksi. Kami tahu bagaimana membagi klinik, bagaimana melakukan triase pasien, dan kami selalu memiliki persediaan APD di gedung kami,” ujar dr. Lim.

Baca Juga: Obat Herbal Alami untuk Pasien COVID-19 yang Memiliki Riwayat Penyakit Lambung

-----

Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.