GridKids.id - Pada Rabu (3/3/2021) sejumlah wilayah di Yogyakarta dikabarkan mengalami fenomena hujan es.
Beberapa daerah yang dilanda hujan es di antaranya adalah Kotabaru, Lempuyangan, Jetis, dan Turi.
Fenomena hujan es tersebut ramai diperbincangkan di media sosial Twitter, Kids.
Dari berbagai unggahan warganet di Twitter yang viral, diketahui bahwa hujan es tersebut menurunkan es-es dengan ukuran sekitar sebesar kelereng.
Nah, sebenarnya mengapa fenomena hujan es bisa terjadi, ya?
Sampai kapankah fenomena hujan es tersebut bakal melanda kawasan di Indonesia?
Kita cari tahu bersama, yuk!
Fenomena Lokal
Berdasarkan penjelasan Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, Ibu Reny Kraningtyas, diketahui bahwa hujan es adalah fenomena alam biasa.
Fenomena alam tersebut terjadi bersamaan dengan terjadinya hujan lebat, Kids.
Nah, hujan es yang terjadi di beberapa daerah di Yogyakarta tersebut merupakan dampak dari pertumbuhan awan Cumulonimbus lebih dari sepuluh kilometer.
Hujan es tersebut bersifat sangat lokal, Kids. Fenomena alam tersebut terjadi di wilayah dengan radius dekitar dua kilometer.
Apakah kamu penasaran bagamana hujan es bisa terbentuk?
Baca Juga: Heboh Semburan Gas dan Lumpur di Blora, Apa Itu Mud Volcano?
Jadi, ketika udara di permukaan bumi menjadi hangat, lembap, serta labil, maka pengaruh pemanasan bumi karena radiasi matahari mengangkat massa udara ke atmosfer.
Di atas sana atau di atmosfer, massa udara tersebut mengalami pendinginan, Kids.
Setelah terjadi proses kondensasi, maka titik-titik air pun terbentuk dan tampak sebagai awan Cumulonimbus.
Nah, oleh karena energi dorongan ke atas begitu kuat ketika terjadi proses konveksi, puncak awan pun menjadi sangat tinggi.
Saking tingginya, puncak awan sampai dalam tahap freezing level, Kids.
Ketika berada di freezing level, kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar pun terbentuk.
Pada saat awan sudah masak dan sudah enggak mampu lagi menahan berat dari uap air, maka terjadilah hujan lebat yang disertai dengan es.
Kristal-kristal es yang turun tersebut bakal bergesekan dengan udara sehingga mencair atau ukurannya menjadi lebih kecil ketika sampai di permukaan tanah, Kids.
Masih Berpotensi Terjadi
Nah, untuk di kawasan Yogyakarta sendiri, Ibu Reny memaparkan kalau hujan es masih berpotensi untuk terjadi.
Menurutnya, sebagian besar wilayah Yogyakarta bisa dilanda hujan es asal kondisi dinamika atmosfer memenuhi syarat, Kids.
Baca Juga: Heboh Video Fenomena Bulan Purnama Salju di Indonesia, Ternyata Begini Penjelasannya
O iya, potensi hujan es di kawasan Yogyakarta tersebut disebut masih bakal terjadi sampai sekitar bulan April mendatang.
Yap, hingga berakhirnya masa pancaroba, masih ada potensi terjadinya hujan es.
Pancaroba adalah peralihan antara musim kemarau dan musim hujan.
Peralihan musim tersebut ditandai oleh hal-hal seperti keadaan udara enggak menentu dan banyak angin besar, Kids.
Nah, untuk teman-teman yang tinggal di kawasan Yogyakarta, tetap waspada dengan potensi hujan es, ya!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id