GridKids.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah daerah sudah memasuki musim hujan dengan curah hujan tinggi.
Oleh karena itu BMKG meminta masyakarat waspada terhadap fenomena alam ini karena sejumlah daerah sudah mengalami banjir dan tanah longsor akibat adanya hujan besar, Kids.
Banjir dan tanah longsor merupakan langganan yang selalu hadir saat hujan terutama di daerah aliran sungai (DAS).
Hilangnya resapan air pada tebing atau gunung membuat tanah menjadi lembek serta terjadinya pengecilan DAS membuat banjir dan tanah longsor.
Baca Juga: Apa Itu Banjir Bandang? Ini Penjelasan, Karakteristik, dan Penyebabnya
Berdasarkan penelitian pada tahun 2020 diketahui ada beberapa penyebab banjir yang melanda Indonesia lebih sering dan lebih parah.
Dalam penelitian itu menyebut bahwa banjir yang lebih sering dan lebih parah karena terjadinya alih fungsi lahan di Indonesia telah berdampak pada perubahan siklus air, Kids.
Penelitian ini dikerjakan oleh beberapa lembaga pendidikan dan lembaga cuaca, seperti University of Göttingen, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Dari pengamatan yang dilakukan ahli, ditemukan bahwa banjir yang meluas karena adanya perubahan lahan menjadi monokultur, seperti perkebunan kelapa sawit dan karet.
Hal tersebut merupakan salah satu yang menyebabkan banjir lebih sering dan lebih parah.
Selain itu, banjir yang sering terjadi dan selalu lebih parah karena ada degradasi tanah di area pertanian monokultur, Kids.
Berubahnya lahan basah menjadi perkebunan sawit akan menyebabkan kuranya akar pohon untuk meresap air dan kurangnya bendungan untuk mengantisipasi datangnya banjir.
Baca Juga: BNPB dan Basarnas Selalu Diandalkan dalam Bencana, Sudah Tahu Apa Fungsi Keduanya?
Penelitian yang dilakukan di provinsi Jambi, Sumatra mengumpulkan data berdasarkan wawancara kepada warga desa dan para petani di wilayah tersebut.
Dari data wawancara yang dikumpulkan, peneliti kemudian membandingkan dengan data pengukuran ilmiah dari curah hujan, Kids.
Pembanding data tersebut seperti tinggi permukaan air sungai, tinggi permukaan air tanah, sifat-sifat tanah, serta pemetaan penggunaan lahan yang datanya sudah dimiliki terlebih dahulu.
Yang berbeda dengan penelitian lain, karena pada penelitian ini membandingkan dari berbagai aspek disiplin keilmuan.
Dengan demikian akan memberikan wawasan yang terpisah-pisah tentang proses yang mengenai banjir yang semakin parah, Kids.
Selain laporan tersebut ada juga hasil penelitian German-Indonesian Collaborative Research Centre EFForTS (Ecological and Socio-Economic Functions of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems).
Baca Juga: Potensi Hujan di Indonesia Minggu Ini, dan Bagaimana Proses Terjadinya Hujan
Penelitian tersebut menemukan dampak tehadap siklus air lokal setelah terjadinya alih fungi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit dan karet.
Perubahan lahan yang terjadi dengan jumlah besar akan menyebabkan pemadatan tanah. Hal tersebut akan membuat sedikit hujan yang diserap oleh tanah dan air dengan cepat mengalir ke permukaan.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id