Find Us On Social Media :

Jadi Salah Satu Penyebab Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur, Apa Itu Awan Kumulonimbus?

Awan Cumulonimbus di langit Samudra Pasifik

GridKids.id - Belakangan ini terjadi cuaca ekstrem di Indonesia.

Mulai turunnya hujan sangat lebat sampai peristiwa yang saat ini ramai di media sosial.

Fenomena ini mirip puting beliung dan terjadi di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, pada Rabu (20/1/2021).

Menurut BMKG, hal tersebut merupakan fenomena waterspout yang hampir sama seperti puting beliung.

Kemunculannya berawal dari awan kumulonimbus (Cb) yang turun ke bawah seperti belalai.

Lalu, apa itu awan kumulonimbus yang sering menganggu penerbangan dan membuat cuaca berubah menjadi ekstrem?

Awan kumulonimbus terlihat seperti awan besar kelabu, cenderung gelap, dan menjulang tinggi.

Jenis awan cumulus sendiri bisa menyebabkan badai petir dan hujan lebat. Sedangkan awan nimbus terbentuk di bawah 20.000 kaki dan relatif dekat dengan daratan.

Itulah yang menyebabkan awan kumulonimbus sangat lembab, karena awan ini mengandung air yang banyak serta membuat langit jadi gelap.

Baca Juga: Potensi Hujan di Indonesia Minggu Ini, dan Bagaimana Proses Terjadinya Hujan

Baca Juga: Penting untuk Diketahui, Inilah Beberapa Penyebab Kecelakaan Pada Pesawat

Pembentukan Awan Cumulonimbus

Lalu bagaimana pembetukan awan kumulonimbus?

Hal ini berawal dari air yang berada di atas dan saling bergesekan, maka di jantung awan kumulonimbus akan muncul kilatan.

Muatan statis yang terbentuk itu menciptakan petir, yang bisa membahayakan penerbangan.

Namun agar bisa terbentuk, awan tersebut memerlukan suhu yang hangat dan lembab.

Dikutip dari Kompas.com, dalam beberapa kasus, thunderhead dengan energi yang cukup besar bisa membuat angin kencang, banjir, dan badai petir.

Bahkan kalau kondisi suhu memungkinkan, bisa terjadi angin tornado yang dahsyat atau puting beliung.

Meski kumulonimbus menghasilkan hujan dengan intensitas besar, tapi terjadinya fenomena ini cuma 20 menit.

Hal ini karena awan membutuhkan energi yang banyak untuk membentuk dan mengeluarkan kembali kumulonimbus.

 Baca Juga: Apa Itu Cuaca Ekstrem? Waspadai Beragam Penyakit yang Mengintai

Baca Juga: Apa Itu Cuaca? Ini Pengertian dan Unsur-Unsur Pembentuk Cuaca

Namun, enggak semua awan kumulonimbus menimbulkan hujan.

Misalnya di Amerika dan negara sekitarnya, awan ini lebih banyak mengakibatkan kebakaran hutan karena tanahnya lebih kering.

Cumulonimbus ini terbentuk di bagian bawah troposfer yakni lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan Bumi.

Karena penguapan, maka wilayah ini menghasilkan udara hangat yang memungkinkan terciptanya awan cumulus dan awan kumulonimbus.

Menurut BMKG, masyakarat sendiri diminta waspada terkait cuaca yang berpotensi menjadi ekstrem.

Baca Juga: Cocok Jadi Penghangat Kala Hujan, Bikin Sendiri Cokelat Hangat dengan Rempah di Rumah

Baca Juga: Sudah Memasuki Musim Hujan, Kenapa Cuaca di Indonesia Masih Panas? Ini Penjelasan BMKG

----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id.