GridKids.id - Ada beberaoa tes untuk mendeteksi virus corona, Kids. Salah satunya adalah tes swab anttigen.
Nah, tahukah kamu apa itu swab antigen untuk mendeteksi virus corona COVID-19? Lalu, apa artinya kalau tes antigen ini negatif?
Tes ini mendeteksi antigen atau protein yang dikeluarkan oleh virus, termasuk COVID-19, saat infeksi sedang berlangsung dalam tubuh.
Dengan kata lain, tes swab antigen bisa mendeteksi keberadaan antigen virus corona pada orang yang sedang mengalaminya.
Awalnya, swab antigen adalah tes yang disebut bisa mendeteksi virus corona dengan cepat dan lebih akurat dari rapid test.
Efektivitas swab antigen ini sudah dibuktikan di Korea Selatan.
Pada akhir Maret lalu, negeri ginseng tersebut adalah salah satu negara dengan kasus COVID-19 terbanyak.
Dengan menggunakan swab antigen ini, Korea Selatan berhasil meredam penyebaran penyakit ini.
Langkah Korea Selatan pun diikuti oleh negara-negara lainnya.
Namun yang terbaru, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS memberi peringatan kalau tes antigen ini juga punya kemungkinan hasil positif palsu atau false negatif sama seperti rapid tes antibodi.
Baca Juga: Apa Itu Swab Antigen untuk Deteksi Virus Corona? Ini Penjelasannya
Perbedaan Tes Antigen dan Tes PCR
Swab antigen adalah tes uji COVID-19 dengan pengambilan sampel di pangkal hidung dan tenggorokan.
Sampel diambil dengan swab test atau tes usap dan hasilnya mirip dengan pelaksanaan tes PCR.
Swab antigen bertujuan mencari protein yang terdapat di permukaan virus.
Cara kerja ini berbeda dengan PCR test yang mencari material genetik pada virus corona penyebab COVID-19.
Enggak seperti tes PCR yang menguji genom RNA virus corona, tes antigen menguji bagian protein virus.
PCR sedikit lebih sensitif tetapi PCR sering menemukan RNA potongan virus yang enggak menular meskipun nantinya bisa menularkan.
Mekanisme swab antigen dikatakan enggak terlalu berat dengan bahan kimia lebih sedikit dibandingkan test PCR.
Hasil swab antigen punya keuntungan lebih cepat keluar hasilnya dibandingkan tes PCR.
Arti Hasil Tes Antigen
FDA memperingatkan kalau membaca hasil tes, baik sebelum atau setelah dari waktu yang ditentukan dalam instruksi, bisa menunjukkan positif atau negatif palsu.
Ini juga merujuk pada ketentuan otorisasi EUA antigen yang menetapkan kalau laboratorium resmi harus mengikuti petunjuk untuk penggunaan terkait administrasi pengujian dan pembacaan hasilnya.
Selain itu, tes antigen yang enggak disimpan dengan benar sebelum digunakan juga berisiko memberikan hasil yang salah.
Memproses beberapa spesimen sekaligus juga bisa memengaruhi hasil tes karena mungkin menyulitkan untuk memastikan waktu inkubasi yang tepat untuk setiap spesimen.
Pembersihan ruangan yang enggak memadai, desinfeksi alat yang enggak memadai, atau penggunaan peralatan medis yang enggak tepat seperti enggak mengganti sarung tangan saat menangani pasien berbeda, bisa meningkatkan risiko kontaminasi silang antara spesimen dengan hasil positif palsu berikutnya.
FDA juga menyarankan agar Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ( CDC) merekomendasikan protokol pengujian tes antigen di panti jompo dan mempertimbangkan melakukan pengujian ulang untuk mengkonfirmasi hasil dalam waktu 48 jam setelah dinyatakan positif.
Baca Juga: Arti Hasil Rapid Test Non Reaktif, Apakah Berarti Aman dari COVID-19?
Alur Pemeriksaan Tes Antigen
Menurut dokumen Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 yang dikeluaran pemerintah pada 27 Maret 2020, inilah alur pemeriksaan tes antigen:
Hasil negatif
- Peserta tes diarahkan agar menjalani isolasi mandiri.
- Bila gejala makin berat saat isolasi, harus langsung ke fasilitas kesehatan. Jika tak ada gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dalam 10 hari, mesti tes antibodi.
- Bila hasil tes antibodi negatif, gejala yang muncul bukan Covid-19. Bila hasilnya positif, peserta menjalani swab test RT-PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut
- Bila saat isolasi muncul gejala ISPA dalam kurang dari 10 hari, harus rapid tes antigen ulang.
- Bila hasil tes antigen negatif, harus tes antibodi 10 hari kemudian. Bila hasilnya positif, peserta menjalani swab test RT-PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut
- Bila hasil tes RT-PCR negatif, berarti bukan Covid-10. Bila hasil positif, peserta menjadi pasien Covid-19.
- Pasien Covid-19 yang tak menunjukkan gejala atau gejalanya ringan bisa mengisolasi mandiri di rumah. Bila gejala sedang, pasien dirawat di rumah sakit darurat. Sedangkan bila gejala berat, pasien harus dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
- Peserta tes segera diminta mengikuti swab test RT-PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut.
- Bila hasil swab test RT-PCR negatif, berarti penyakit bukan Covid-19. Bila hasil positif, peserta menjadi pasien Covid-19.
- Pasien Covid-19 yang tak menunjukkan gejala atau gejalanya ringan bisa mengisolasi mandiri di rumah. Bila gejala sedang, pasien dirawat di rumah sakit darurat. Sedangkan bila gejala berat, pasien harus dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
Baca Juga: Arti Hasil Rapid Test Reaktif, Apakah Berarti Positif Covid-19?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id.