Find Us On Social Media :

Spesies Kucing Terbukti Bisa Jadi Pembawa COVID-19 Tanpa Gejala, Bisakah Tularkan ke Manusia?

Kucing

GridKids.id - Virus corona masih terus menyebar di seluruh dunia.

Meski sudah hampir satu tahun, tapi masih banyak hal yang belum kita ketahui dengan pasti mengenai virus ini.

Oleh sebab itu, para ahli masih terus meneliti virus ini.

Virus corona terbukti bisa menginfeksi hewan. Ada beberapa anjing dan kucing yang diduga terinfeksi virus ini dari pemiliknya.

Kolaborasi studi yang dilakukan para peneliti di Kansas State University ungkap temuan penting terkait penularan virus SARS-CoV-2 pada kucing domestik dan babi.

Dua penelitian baru-baru ini menghasilkan dua temuan penting tentang pandemi COVID-19 yang sekarang sudah menginfeksi lebih dari 52 juta orang di seluruh dunia.

Kedua temuan tersebut disimpulkan kalau kucing domestik atau kucing lokal bisa jadi pembawa SARS-CoV-2 tanpa gejala. 

Bahkan, bukan cuma kucing lokal, tapi juga spesies kucing besar seperti singa dan harimau.

Sedangkan babi dinilai enggak mungkin jadi pembawa virus yang signifikan.

Baca Juga: Anjing dan Kucing Ini Dinyatakan Positif Covid-19, Ketahui Hal yang Harus Dilakukan Pemilik Peliharaan saat Pandemi Corona

Penelitian yang Penting

Jurgen A. Richt, profesor dari Regents di Kansas State University di College of Veterinary Medicine mengatakan kalau penemuan studi ini sangat penting.

Hal ini karena penelitian tersebut menunjukkan bagaimana hubungan antara manusia dan hewan peliharaan terhadap potensi penularan virus corona.

Sedikitnya, di Amerika Serikat ada sekitar 95 juta kucing peliharaan (kucing rumahan) dan sekitar 60 juta sampai 100 juta kucing liar.

Para peneliti menemukan kalau kucing domestik mungkin enggak punya tanda klinis SARS-CoV-2 yang jelas.

Namun, kucing-kucing ini masih bisa menularkan virus corona baru tersebut melalui rongga hidung, mulut, rektal dan secara efisien bisa menulari kucing lain dalam dua hari.

Meski begitu, studi lebih lanjut tetap diperlukan untuk mempelajari apakah kucing domestik bisa menyebarkan virus ke hewan dan manusia lain.

"Efisiensi penularan antara kucing domestik menunjukkan secara signifikan perlunya menyelidiki rantai penularan antara manusia-kucing-manusia yang potensial terjadi," kata Richt.

Baca Juga: Bukan COVID-19 atau Flu Babi, Kini Tiongkok Kembali Siaga Akibat Ditemukannya Kasus dari Wabah Lain

Babi Enggak Rentan Terinfeksi

Sedangkan analisis studi pada babi, peneliti menemukan kalau babi yang terinfeksi SARS-CoV-2 enggak rentan terhadap infeksi tersebut dan sepertinya enggak menularkan virus tersebut ke hewan lain.

"Babi memainkan peran penting dalam pertanian di AS, yang membuatnya sangat penting untuk menentukan potensi kerentanan terhadap SARS-CoV-2. Hasilnya babi enggak mungkin menjadi pembawa virus tersebut," imbuh direktur Center of Excellence for Emerging and Zoonotic Animal Diseases di universitas tersebut.

Richt dan timnya berencana untuk melakukan studi lebih lanjut untuk lebih memahami penularan virus corona pada kucing dan babi.

Selain itu, mereka juga berencana untuk mempelajari apakah kucing kebal terhadap infeksi ulang dari virus penyebab COVID-19, setelah kucing pulih dari infeksi primer SARS-CoV-2.

Richt menegaskan studi tentang penularan virus SARS-CoV-2 pada kucing dan babi sangat penting.

Hal ini untuk menilai risiko hingga penerapan strategi mitigasi untuk mengatasi masalah kesejahteraan hewan, serta manfaat lain dalam mengevaluasi calon obat dan vaksin COVID-19.

(Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Baca Juga: Diduga Tertular Pemiliknya, Kucing di Belgia Jadi Kucing Pertama yang Terinfeksi Virus Corona

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id.