Find Us On Social Media :

Sering Dilakukan Tanpa Sadar! Kebiasaan Makan Cepat Ternyata Berbahaya Bagi Jantung, Ini Kata Ahli

Makan cepat atau lambat? (Pexels)

GridKids.id - Saat tubuh merasa lapar, kita akan makan untuk mengenyangkan perut.

Namun, biasanya saat lapar kita cenderung makan terburu-buru, terlebih kita makan apa yang kita sukai.

Tahukah kamu? makan cepat atau terburu-buru bisa berbahaya untuk kesehatan.

Yap, bahkan bisa menganggu kesehatan jantung, lo, sebaiknya kita enggak perlu makan dengan buru-buru.

Inilah beberapa bahaya dari makan cepat, Kids.

Baca Juga: Sering Dilakukan, Hindari Mandi Saat Kondisi Tubuh Sedang Begini, Bisa Berbahaya untuk Tubuh

Bahaya Makan Cepat

Dilansir ScienceAlert, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Scientific Session American Heart Association pada 2017 menemukan bahwa makan terlalu cepat dapat menyebabkan penambahan berat badan dan memicu masalah pada jantung.

Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang makan lebih lambat cenderung enggak mengalami obesitas dan cenderung enggak mengembangkan sindrom metabolik atau kombinasi gangguan yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Gangguan tersebut antara lain tekanan darah tinggi, gula darah puasa tinggi, dan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) rendah.

Masing-masing gangguan terbilang berbahaya, tetapi jika didiagnosis bersama akan mengembangkan masalah kardiovaskular yang semakin tinggi.

"Makan lebih pelan mungkin merupakan perubahan gaya hidup yang penting untuk membantu mencegah sindrom metabolik," kata penulis studi sekaligus ahli jantung dari Universitas Hiroshima di Jepang, Takayuki Yamaji.

Ia menambahkan, orang yang makan cepat cenderung enggak merasa kenyang sehingga cenderung makan berlebih.

Kadar Gula yang Tinggi

Makan cepat juga menyebabkan fluktuasi glukosa yang lebih besar, yang dapat menyebabkan resistensi insulin.

Yamaji dan rekan peneliti lainnya mengamati 642 laki-laki dan 441 perempuan dengan usia rata-rata 51,2 tahun. Enggak ada di antara mereka yang mengalami sindrom metabolik pada 2008.

Para peserta kemudian dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan kecepatan makan yang biasa dilakukan, yaitu lambat, normal, dan cepat.

Setelah lima tahun, para peneliti menemukan bahwa 11,6 persen orang yang makan cepat telah mengembangkan sindrom metabolik, dibandingkan dengan 6,5 persen orang yang makan normal, dan 2,3 persen orang yang makan lambat.

Kecepatan makan yang lebih cepat juga dikaitkan dengan bertambahnya berat badan, kadar glukosa darah yang lebih tinggi, dan lingkar pinggang yang lebih besar.

 

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa makan terlalu cepat menyebabkan risiko obesitas yang lebih tinggi di masa mendatang.

Sebagian alasannya tampaknya karena perut enggak punya cukup waktu untuk memberi tahu tubuh bahwa dia sudah terisi.

Baca Juga: Bukan Hanya Sakit Kepala, Inilah 8 Gejala Tumor Otak yang Sering Diabaikan, Jangan Sampai Telat Sadar

Anjuran Makan dengan Baik

Pada akhirnya, kita makan lebih banyak dari yang seharusnya. Dari sini kita tahu bahwa kesehatan jantung dapat dipengaruhi oleh kecepatan makan kita, di samping obesitas yang memang merupakan faktor risiko masalah jantung.

Di samping memberi anjuran untuk makan secara perlahan, American Heart Association juga merekomendasikan untuk lebih banyak makan biji-bijian, buah-buahan dan sayuran, serta lebih banyak berolahraga, sebagai cara untuk mengurangi risiko pengembangan sindrom metabolik.

Menurut Associate Medical Director di British Heart Foundation, Jeremy Pearson, yang enggak terlibat dalam penelitian tersebut, tren makanan cepat saji modern sangat enggak ideal untuk mendukung kesehatan jantung.

 

Ia berharap ini menjadi pengingat untuk kita agar tetap memprioritaskan makanan bergizi seimbang.

"Penting bagi orang-orang untuk meluangkan waktu memilih pilihan sehat seimbang daripada mengandalkan makanan siap saji karena ingin praktis," katanya.

Baca Juga: Meski Indah, 9 Tanaman Hias Ini Punya Racun yang Bisa Berbahaya untuk Manusia dan Hewan Peliharaan, Apa Saja?

(Penulis: Nabilla Thasandra)

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dogeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan  komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id