GridKids.id - Bukan cuma pada orang dewasa berusia lanjut, tetapi stroke bisa dialami oleh orang-orang muda mulai remaja.
Yup! Usia muda bukan jaminan enggak akan mengalami stroke.
Hal itu diungkapkan oleh Dokter Spesialis Saraf, Herianto, dalam webinar bersama Eka Hospital BSD, Sabtu (31/10/2020).
Dr. Heri memaparkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2013.
Prevalensi stroke nasional untuk kelompok usia muda adalah 6,4 pasien per 1.000 penduduk (35-44 tahun), 3,9 pasien per 1.000 penduduk (25-34 tahun) dan 2,6 pasien per 1.000 penduduk (15-24 tahun).
Namun, faktor risiko stroke pada kelompok pasien yang sangat muda ternyata cukup berbeda dengan faktor risiko stroke pada usia dewasa atau usia lanjut.
Pada usia muda, perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya faktor risiko kelainan bawaan, apakah kelainan pembuluh darah seperti malformasi vaskuler atau aneurisma, atau adanya gangguan fungsi pembekuan darah.
Faktor risiko stroke bisa berkaitan dengan perilaku, terutama untuk remaja dan dewasa muda.
Baca Juga: 5 Manfaat Air Rendaman Pare, Salah Satunya Bisa Cegah Stroke
Mencegah Stroke di Usia Muda
Asosiasi Jantung Amerika mengeluarkan panduan 8 langkah pencegahan penyakit jantung dan stroke yang bisa kita terapkan.
Ingatlah kalau sebagian besar kasus stroke bisa dicegah dengan perubahan pola hidup menjadi lebih sehat. Delapan langkah tersebut di antaranya:
1. Mengenali Risiko
Penting untuk melakukan medical check up (MCU) secara berkala.
Lima hal yang paling penting untuk diperiksakan adalah tekanan darah, kadar gula darah, kadar lemak, lingkar perut, dan Indeks Massa Tubuh (BMI).
Beberapa kondisi seperti merokok, memiliki penyakit ginjal dan riwayat keluarga bisa meningkatkan risiko.
Namun, faktor risiko bisa dikendalikan lewat gaya hidup sehat.
2. Menerapkan Pola Makan Sehat
Batasi konsumsi karbohidrat dan lemak, perbanyak makan serat dan makan dalam porsi yang cukup.
Hindari minum minuman manis dan gula tambahan serta mengurangi konsumsi makanan olahan tinggi garam dan lemak trans.
3. Aktif Secara Fisik
Aktivitas fisik bisa menurunkan risiko stroke sampai 30 persen.
Rekomendasinya adalah 150 menit aktivitas fisik moderat, yang bisa dibagi jadi beberapa hari.
Aktivitas moderat bisa berupa jalan pagi, lari, bersepeda, berenang, dan aktivitas aerobik lainnya, yang digabung dengan latihan kekuatan.
4. Menjaga Berat Badan
Hindari berat badan berlebih dan jaga berat badan tetap dalam koridor BMI ideal.
Menurunkan berat badan bisa dilakukan dengan cara mengurangi asupan kalori dan lebih banyak bergerak.
5. Berhenti Merokok
Merokok bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan dengan menghambat aliran darah ke otak, dan menyumbang pembentukan gumpalan pada pembuluh darah.
Salah satu atau keduanya meningkatkan kemungkinan timbulnya serangan stroke.
Baca Juga: Coba Periksa Tubuhmu, Sempat Viral Pasien Stroke Dikira Kesurupan, Ternyata Ini Gejalanya
6. Mengelola Kondisi Kesehatan
Segera hubungi profesional medis jika kamu memiliki kondisi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, atau kondisi lainnya yang meningkatkan risiko stroke. Kondisi-kondisi tersebut pada umumnya bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.
7. Konsumsi Obat Sesuai Anjuran Dokter
Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk menjaga agar gula darah, kolesterol dan tekanan darah tetap terkontrol. Konsumsilah sesuai dengan anjuran dokter.
8. Mencari Bantuan
Profesional medis bisa membantumu membuat perencanaan untuk mencegah terjadinya serangan stroke. Jangan ragu untuk bertanya jika memiliki sesuatu untuk ditanyakan.
(Penulis: Nabilla Tashandra)
Baca Juga: Meski Sederhana, 5 Kebiasaan Baik Ini Dipercaya Bisa Hindarkan Kita dari Berbagai Penyakit Kronis
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id.