GridKids.id - Kids, apa kamu sering membeli minuman boba tea atau teh boba?
Yap, boba tea salah satu minuman yang kekinian dan cukup digemari banyak orang.
Boba tea memiliki tekstur yang kenyal dan rasanya yang manis, sehingga sering dijadikan topping minuman oleh banyak orang.
Dibalik rasanya yang manis dan lezat, terlalu sering mengonsumsi boba juga bisa membahayakan tubuh.
Mengutip wawancara The Healthy dengan ahli diet dari New Jersey, Hilary Cecere, satu-satunya bahan menyehatkan untuk membuat boba tea hanyalah teh.
Selain itu, rata-rata bahan yang digunakan bisa berbahaya bagi kesehatan, khususnya bahan tapioka untuk membuat bola-bola kecil yang kita sebut boba.
Umumnya, teh boba terbuat dari susu, gula, dan tapioka. Sedangkan bagian boba, atau bola-bola kecil, dalam minuman kekinian itu terbuat dari pati yang diekstrak dari umbi singkong.
Itu sebabnya, boba mengandung karbohidrat tinggi tetapi bukan karbohidrat sehat yang kaya akan serat seperti dalam biji-bijian.
Baca Juga: Wajib Dicoba! Ini 5 Kegiatan Sederhana yang Terbukti Bisa Tingkatkan Daya Ingat
Boba biasanya dimasak dalam air panas dalam waktu lama. Proses memasak juga ditambahkan pemanis buatan. Dalam satu porsi boba, bisa mengandung 160 kalori.
"Dengan semua bahan olahan itu, kalori dalam teh boba bisa mencapai 400," ucap Cecere.
Padahal, konsumsi kalori yang tinggi bisa memicu obesitas dan memicu berbagai penyakit kronis.
Kandungan gula yang tinggi pada teh boba juga bisa mengakibatkan lonjakan insulin, yang merupakan faktor risiko diabetes.
Efek konsumsi boba untuk kulit
Mengutip laman Health Essenstials, konsumsi teh boa juga bisa memperburuk kesehatan kulit. Berikut berbagai efek samping teh boba untuk kulit:
- Memicu jerawat
Konsumsi boba tea yang berlebihan menyebabkan munculnya jerawat, Kids.
Pasalnya, teh boba bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan menghasilkan panas ekstrim dalam tubuh yang memicu munculnya jerawat.
Baca Juga: Bikin Olahraga Jadi Percuma, 6 Makanan Ini Pantang Dikonsumsi Setelah Berolahraga
- Inflamasi
Boba tinggi akan kandungan gulanya, hal ini bisa memicu lonjakan insulin.
Kondisi ini bisa membuat kadar gula dalam darah enggak seimbang dan mengakibatkan inflamasi.
Inflamasi juga bisa memperburuk infeksi dan peradangan kulit seperti eksim, rosacea, psoriasis, dan jerawat.
- Memicu penuaan
Kandungan gula dan karbohidrat yang tingi juga bisa meningkatkan proses glikasi tubuh.
Glikasi adalah proses perekatan glukosa dan protein untuk membentuk zat baru yang disebut EGEs.
EGEs bisa melemahkan serat elastin dan kolagen pada kulit. Akibatnya, kulit mudah mengalami kerutan dan penuaan dini.
(Penulis: Ariska Puspita Anggraini)
Baca Juga: Banyak Diderita Pasien COVID-19, Sebenarnya Apa Itu Anosmia?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.