Find Us On Social Media :

Jangan Langsung Panik, Hasil Rapid Test Reaktif Bukan Berarti Positif Virus Corona, Ini Penjelasannya

Tes virus corona (ilustrasi)

GridKids.id - Ada beberapa tes yang digunakan di Indonesia untuk mendeteksi infeksi virus corona penyebab COVID-19.

Salah satunya adalah rapid test yang menunjukkan hasil reaktif atau non-reaktif.

Nah, apakah kamu sudah tahu maksud dari reaktif dan non-reaktif tersebut, Kids?

Jangan langsung panik kalau kamu mendapatkan hasil tes reaktif. Soalnya itu bukan berarti kita positif terinfeksi virus corona, lo.

Begitu pula sebaliknya, jangan lengah kalau mendapatkan hasil tes non-reaktif. Sebab bukan berarti kita negatif virus corona.

Wah, mengapa bisa begitu, ya?

Simak penjelasannya berikut ini, yuk!

Baca Juga: Anak Usia 12 Tahun ke Atas Wajib Pakai Masker Demi Cegah COVID-19, Bagaimana dengan Anak Usia di Bawah Itu? Ini Panduannya Menurut WHO

Apa Itu Rapid Test?

Rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yakni IgM dan IgG.

Antibodi tersebut akan dibentuk oleh tubuh jika ada paparan infeksi virus corona. 

Antibodi itu akan berperan dalam melawan virus corona, Kids.

Nah, kalau antibodi tersebut terdeteksi ada di dalam tubuh seseorang, berarti menunjukkan bahwa tubuh orang tersebut pernah terpapar atau terinfeksi virus corona.

Namun, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu yang enggak sebentar. Bahkan bisa sampai beberapa minggu, Kids.

Maka dari itu, tingkat keakuratan hasil rapid test dalam mendeteksi kemungkinan adanya paparan atau infeksi virus corona di dalam tubuh seseornag melalui antibodi terbilang cukup rendah.

Jadi, pada dasarnya hasil rapid test enggak bisa dijadikan bahan untuk mendiagnosa apakah seseorang terinfeksi virus corona dan menderita COVID-19 atau enggak, Kids.

Baca Juga: Urutan Masker dari yang Terbaik hingga Terburuk untuk Cegah Penularan Virus Corona

Hasil Rapid Test

Hasil rapid test ada dua, yakni reaktif dan non-reaktif.

Arti hasil rapid test reaktif bukan berarti positif virus corona atau mengidap COVID-19.

Begitu pula dengan hasil rapid test non-reaktif, bukan berarti negatif COVID-19 atau bebas dari virus corona.

Hasil rapid test enggak bisa menunjukkan apakah seseorang positif atau negatif COVID-19.

Menurut akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK., Phd., enggak ada hasil positif atau negatif dari rapid test COVID-19.

Maka dari itu, seseorang enggak boleh disebut positif COVID-19 hanya karena mengacu pada hasil rapid test.

Untuk mengetahui kondisi seseorang apakah terinfeksi virus corona dan mengidap COVID-19 atau enggak, harus dilakukan tes PCR.

Baca Juga: Kapan Pandemi Virus Corona di Indonesia Berakhir? Ini Penjelasan dari Pakar

Tes PCR (Polymerase Chain Reaction)

Tes PCR bisa mendeteksi langsung keberadaan virus corona, bukan melalui ada atau enggaknya antibodi terhadap virus ini.

Hasil dari tes PCR bisa positif COVID-19, tapi bisa juga negatif, Kids.

Seseorang harus diambil sampel swab-nya sebanyak dua kali atau disebut hari pertama (H1) dan hari kedua (H2).

Seseorang tersebut bisa disebut positif jika minimal pada salah satu tes swab tersebut ditemukan virus corona penyebab COVID-19.

Sedangkan, seseorang akan disebut negatif jika pada kedua tes swab enggak ditemukan virus corona.

Jika baru ada hasil tes PCR yang negatif dari salah satu sampel, maka belum bisa diambil kesimpulan, Kids.

Hasil dari tes PCR sampel kedua haris dipastikan terlebih dahulu untuk memastikan kondisi seseorang tersebut.

Nah, itulah arti dari hasil rapid test reaktif dan non-reaktif serta penjelasan tentang bagaimana seseorang dinyatakan positif atau negatif COVID-19.

Baca Juga: Apa Itu Tes PCR? Ternyata Ini Alasan Tes PCR Dibandrol dengan Harga Mahal

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan  komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids  dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id