GridKids.id - Kids, apakah kamu senang memperhatikan fenomena alam yang terjadi di sekitar?
Fenomena alam salah satunya terjadi di angkasa atau bisa disebut dengan fenomena astronomi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), astronomi adalah ilmu tentang matahari, bulan, bintang, dan planet-planet lain, Kids.
Kita yang berpijak di Bumi terkadang bisa menyaksikan fenomena astronomi tersebut, lo.
Baca Juga: Es Berwarna Pink Tiba-Tiba Muncul di Pegunungan Alpen, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Kebetulan di bulan Juli 2020 ini ada banyak fenomena astronomi yang akan terjadi, nih.
Fenomena astronomi yang akan menghiasi langit cukup beragam sehingga sayang untuk dilewatkan.
Berdasarkan informasi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), tercatat ada 18 fenomena astronomi yang bisa disaksikan selama bulan Juli ini, Kids.
Apa saja, ya? Kita simak dan catat tanggalnya, yuk!
1. Konjungsi Inferior Merkurius (1 Juli 2020)
Semula, planet Merkurius dapat dilihat pada saat senja, Kids.
Nah, fenomena tersebut menandai pergantian penampakan Merkurius yang berubah menjadi dapat dilihat pada saat fajar.
Posisi Merkurius berada di dekat Manzilah Alhena (Gamma Geminorium) di Konstelasi Gemini.
O iya, jarak antara Merkurius dengan Matahari adalah sepanjang 0.563 sa atau 84,2 juta km.
2. Puncak Fase Purnama (5 Juli 2020)
Fase fenomena tersebut terjadi pada pukul 11.44 WIB, Kids.
Para suku asli Amerika awal, fenomena itu dikenal sebagai Bulan Purnama Penuh, Bulan Guntur Penuh, dan Bulan Worth Penuh.
Pada saat purnama, pusat Bulan berjarak 379.148 km dari pusat Bumi dengan diameter tampak sebesar 31,5 menit busur.
3. Gerhana Bulan Penumbra (5 Juli 2020)
Pada tanggal 5 Juli juga terjadi Gerhana Bulan Penumbra (GBP).
Namun, sayangnya fenomena tersebut enggak terlihat di Indonesia karena Bulan sudah berada di bawah ufuk.
4. Konjungsi Bulan-Jupiter (5-6 Juli 2020)
Konjungsi Bulan-Jupiter adalah fenomena di mana Bulan dan Jupiter terlihat berdekatan, Kids.
5. Konjungsi Bulan-Saturnus (6-7 Juli 2020)
Konjungsi Bulan-Saturnus adalah fenomena di mana Bulan dan Saturnus tampak berdekatan.
6. Konjungsi Bulan-Mars (12 Juli 2020)
Puncak fenomena Konjungsi Bulan-Mars pada terjadi pada pukul 05.48 WIB.
Fenomena tersebut terjadi dengan jarak pisah 1,25 derajat dan posisi Mars berada di barat (bawah) Bulan saat menghadap ke barat laut.
Bulan memasuki fase cembung akhir dengan jarak 403.726 km dari bumi (pusat ke pusat).
Sedangkan Mars berfase cembung dengan jarak 112,7 juta km dari bumi dan 207,2 juta km dari matahari.
7. Konjungsi Venus-Aldebaran (12 Juli 2020)
Waktu terbaik untuk melihat fenomena Konjungsi Venus-Aldebaraan adalah saat nautika atau bahari, yakni sekitar pukul 05.00 WIB.
Jarak pisah 57,7 menit busur (0,96 derajat) serta posisi Aldebaran berada di sebelah selatan (kanan) Venus.
8. Apogee Bulan (13 Juli 2020)
Apogee adalah titik orbit terjauh Bulan dari Bumi.
Pada fenomena tersebut, Bulan akan berada pada posisi terjauhnya dari Bumi dengan jarak 404.158 km dari bumi (pusat ke pusat). Hal itu akan terjadi pada pukul 02.26 WIB.
Ketika apogee terjadi diameter bulan adalah sebesar 29,56 menit busur dengan iluminasi 51,8 persen.
Pada saat hal itu terjadi, bulan berada di konstelasi Pisces dan dapat diamati dengan mata telanjang di ketinggian 39,3 derajat di atas ufuk dari arah timur (tepatnya 80,3 derajat), Kids.
Baca Juga: Gerhana Bulan Pertama di Tahun 2020, Sudah Tahu Apa Itu Gerhana Bulan Penumbra?
9. Fase Perbani Akhir (13 Juli 2020)
Pada saat fase tersebut terjadi, Bulan akan terlihat separuh, Kids.
Bulan akan terbit saat tengah malam dan berkulminasi saat matahari terbit sehingga dapat teramati bahkan saat pagi hari hingga terbenam ketika tengah hari.
O iya, fase perbani akhir akan terjadi tanggal 13 Juli 2020 pukul 06.28 WIB.
Nantinya, jarak antara Bulan dari Bumi adalah sepanjang 404.140 km dengan diameter tampak Bulan saat perbani akhir sebesar 29,56 menit busur.
10. Oposisi Jupiter (14 Juli 2020)
Pada saat fenomena tersebut terjadi, Jupiter akan terlihat paling terang jika dilihat dari Bumi, Kids.
Puncak oposisi Jupiter terjadi pada pukul 15.03 WIB dengan magnitudo -2,8 dan diameter tampak Jupiter saat oposisi sebesar 47,58 detik busur dengan jarak 619,2 juta km dari matahari.
Namun, untuk di wilayah Indonesia, Jupiter masih di bawah ufuk.
Oleh karena itu, fenomena tersebut hanya bisa diamati saat Jupiter telah terbit beriringan dengan terbenamnya matahari hingga terbenamnya Jupiter.
Baca Juga: Aurora, saat Cahaya Menari dengan Cantiknya di Langit Malam Hari
11. Konjungsi Bulan-Venus (17 Juli 2020)
Waktu terbaik untuk melihat fenomena Konjungsi Bulan-Venus adalah sekitar pukul 05.15 WIB dengan jaraak pisah 4,5 derajat.
Pada saat itu terjadi, maka akan terbentuk konfigurasi siku-siku Bulan-Venus-Aldebaran dan membentuk garis lurus pada Pleiades.
12. Konjungsi Bulan-Merkurius (19 Juli 2020)
Waktu terbaik melihat Konjungsi Bulan-Merkurius adalah pada saat fajar sipil, yakni saat ketinggian matahari sebesar -6 derajat yang terjadi sekitar pukul 05.30 WIB.
Ketika berkonjungsi, Bulan berada pada jarak 385.000 km dari Bumi. Nah kalau Merkurius berjarak 117,2 juta km dari Bumi.
13. Fase Bulan Baru (21 Juli 2020)
Fenomena tersebut terjadi pukul 00.32 WIB pada jarak 377.192 km dari pusat Bulan.
Diameter tampak bulan adalah sebesar 31,67 menit busur, Kids.
Ketika itu, nantinya hilal dapat diamati memakai alat bantu binokular dan teleskop sebelum Matahari terbit atau saat Bulan usai terbenam.
14. Oposisi Saturnus (21 Juli 2020)
Puncak oposisi Saturnus akan terjadi pada pukul 05.33 WIB.
Untuk bisa mengamati fenomena tersebut, khusus wilayah Indonesia tengah dan timur hanya bisa pada saat fajar, yaitu sekitar pukul 05.00 waktu setempat.
Oposisi Saturnus dapat diamati dari wilayah Indonesiaa Barat dari arah barat (tepatnya azimut 250 derajat) selama matahari belum terbit, Kids.
Berdasarkan Earth Sky, nantinya Saturnus akan berseberangan dengan Matahari jika diamati dari Bumi.
15. Elongasi Barat Maksimum Merkurius (23 Juli 2020)
Fenomena tersebut akan dapat diamati sejak terbitnya Merkurius, yakni pada pukul 04.39 WIB hingga terbitnya Matahari.
Nantinya, posisi Merkurius akan berada di dekat Mazilah Alhena di konstelasi Gemini.
Jarak Merkurius dari Bumi adalah sepanjang 129,6 juta km.
16. Perigee Bulan (25 Juli 2020)
Perigee Bulan adalah saat posisi terdekat Bulan dari Bumi. Ketika itu, jarak Bulan adalah sebesar 368.397 km dari pusat Bumi dan terjadi pada pukul 11.53 WIB.
Nantinya diameter tampak bulan adalah sebesar 32,43 menit busur dan memasuki fase sabit awal.
17. Fase Perbani Awal (27 Juli 2020)
Fase perbani awal terjadi pukul 19.33 WIB. Pada saat itu, Bulan dapat diamati dengan mata telanjang saat ketinggian 62,5 derajat di atas ufuk dari arah barat, tepatnya 263,25 derajat setelah senja terbenam.
Jarak bulan dari bumi akan sepanjang 370.180 km, sehingga diameter tampak bulan nantinya sebesar 32,28 menit busur.
Baca Juga: Sebagian Wilayah di Indonesia Menjadi Lebih Dingin dari Biasanya, Ternyata Ini Penyebabnya
18. Puncak Meteor Delta Aquariid (28-29 Juli 2020)
Hujan Meteor Delta Aquariid akan mulai aktif pada 12 Juli hingga 23 Agustus 2020.
Nah, puncaknya akan terjadi pada 28 Juli malam hingga 29 Juli, Kids.
Waktu terbaik dari fenomena tersebut adalah sebelum fajar astronomis, yakni sekitar pukul 03.00 WIB-04.00 WIB waktu setempat.
O iya, nantinya bulan kuartir kedua akan menghalangi cahaya meteor yang redup, Kids.
Namun, jika bersabar nantinya ada kemungkinan tetap bisa menangkap beberapa penampakan yang lebih cerah, lo.
Nah, itulah beberapa fenomena astronomi yang bakal menghiasi angkasa selama bulan Juli. Mana yang paling kamu tunggu-tunggu, nih?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id