5. Ferret yang terinfeksi G4 bisa menularkannya via tetesan air liur atau kontak langsung
PNAS di bagian kelima coba menemukan apakah virus ini bisa ditularkan antar-manusia.
Dalam percobaan ini peneliti memakai ferret (sejenis musang), karena cara kerja paru-parunya mirip dengan manusia, begitu juga dengan reseptor di sel-selnya, lalu gejala yang timbul setelah mengidap flu.
Penelitian dilakukan dengan menempatkan ferret yang terinfeksi G4 dengan yang masih sehat.
Tanpa adanya upaya perlindungan seperti social distancing, ferret yang sehat bisa langsung terinfeksi, yang menandakan virus G4 bisa menular lewat kontak langsung. Lalu eksperimen lain dilakukan, yakni menempatkan ferret yang terinfeksi berbeda kandang tapi berdekatan dengan spesies yang sehat.
Pengaturan ini mencegah kontak langsung, tetapi masih membiarkan ferret yang terinfeksi batuk ke arah ferret sehat.
Hasilnya ferret sehat dapat tertular penyakit flu babi jenis baru ini, yang menandakan virus G4 bisa menular melalui tetesan air liur (droplets).
6. Virus G4 cukup berbeda dari strain virus yang ada dalam vaksin flu
Sudah diketahui virus ini bisa bereproduksi di dalam sel-sel yang melapisi saluran pernapasan bagian bawah manusia, dan bisa menular lewat kontak langsung.
Lalu, apakah vaksin flu dapat melindungi manusia dari ancaman flu babi jenis baru ini?
Di bagian keenam PNAS melakukan tes untuk membandingkan protein pada permukaan virus G4 EA H1N1, dengan strain virus yang ada di vaksin flu.
Hasilnya ditemukan kalau strain virus G4 cukup berbeda, sehingga vaksin flu yang ada sekarang kurang bisa memberi perlindungan terhadap G4 EA H1N1.
Oleh karenanya diperlukan vaksin flu baru untuk mengatasi G4 EA H1N1, tapi PNAS menyebut prosesnya tidak sesulit mengembangkan vaksin Covid-19 yang penyakitnya benar-benar baru.
Baca Juga: Virus Corona Belum Usai, Kini Muncul Flu Babi Jenis Baru yang Berpotensi Jadi Pandemi Selanjutnya