GridKids.id - Saat lebaran tiba, biasanya meja makan akan dipenuhi dengan berbagai macam makanan, Kids.
Baik makanan berat, ataupun makanan ringan seperti opor, ketupat, kue kering, hingga kue kaleng.
Salah satu kue kaleng yang khas disajikan saat lebaran adalah biskuit Khong Guang.
Bahkan kaleng dari biskuit ini bisa digunakan kembali sebagai wadah jenis makanan, seperti rengginang, kerupuk dan lainnya.
Baca Juga: Waspadai Kalori Enggak Terduga, Inilah Batas Aman Konsumsi Kue Kering saat Lebaran
Kaleng Khong Guan identik dengan warna merah dan gambar deretan biskuit yang ada pada meja makan tersebut.
Namun, satu hal yang paling diingat dari kaleng biskuit itu, yakni lukisan ibu dan dua anaknya yang sedang menikmati teh dan biskuit.
Uniknya, tidak ada ayah dalam lukisan itu.
Alasan tidak ada sosok ayah
Melansir Kompas.com, 18 Juni 2017, pelukis gambar itu adalah Pak Bernardus Prasodjo.
Dalam sebuah video yang diunggah ANTARA News di YouTube, Pak Bernardus menuturkan alasan tidak adanya sosok ayah dalam gambar tersebut.
Pak Bernadus mengaku, sebenarnya dia tidak tahu persis alasan ketiadaan sosok ayah dalam gambar itu.
Meski demikian ia memiliki sebuah teori. "Menurut saya itu cara untuk mempengaruhi ibu rumah tangga supaya membeli. Jadi yang penting ada ibunya di situ," jawab Pak Bernardus.
"Karena yang belanja ibunya kok," lanjut pria yang kini aktif dalam pengobatan prana tersebut.
Pak Bernardus pun menuturkan proses pembuatan gambar itu. Awalnya ia membuat sketsa dengan komposisi gambar sesuai pesanan.
"Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau gak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," tutur Pak Bernardus.
Baca Juga: Enggak Banyak yang Tahu, Inilah Sederet Fakta Serial Teletubbies yang Bisa Bikin Nostalgia
Seingat dia, lukisan itu ia buat sekitar tahun 1970-an. Waktu itu, dia mendapat pesanan untuk gambar itu dari sebuah perusahaan separasi film.
"Mereka pesan banyak sekali gambar ke saya. Salah satunya Khong Guan itu," kata Pak Bernardus.
Ketika itu, ia mendapat contoh dari sebuah majalah. Potongan gambar itu terlihat lusuh.
Ia mengikuti saja arahan yang diberikan pihak pemesan soal gambar yang diinginkan mereka.
Menurut Pak Bernardus, gambar yang sampai saat ini menghiasi kaleng biskuit Khong Guan itu tidak banyak berbeda dengan gambar contoh yang disodorkan padanya.
"Ya cuma ini bajunya warna kuning, yang ini merah. Kemudian anaknya yang ini rada digeser ke mari, yang ini jadi pegang biskuit. Ya begitu aja," papar dia.
Awal karier Pak Bernadus sebagai pelukis
Pak Bernardus menuturkan ia mengawali karier sebagai pelukis profesional sejak menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung.
"Yang penting dari pekerjaan-pekerjaan semacam itu, bisa punya rumah, bisa punya mobil," kata dia.
Rumah kosnya di Jalan Lengkong Kecil Bandung bersebelahan dengan kantor redaksi Aktuil, sebuah majalah musik terkenal saat itu.
"Kami suka main ke situ, bantu-bantu buat ilustrasi. Keterusan. Lama-lama kuliahnya ketinggalan," ungkap Pak Bernadus.
Dari situ ia mulai mendapat pesanan komik, yang lama-lama semakin banyak. Dari komik, ia mendapat pesanan dari perusahaan untuk menggambar produk mereka.
"Dulu, saya ke supermarket, itu bangga sekali. Hampir semua etiket-etiket yang laku itu, saya yang bikin. Tetapi, makin ke sini, makin sedikit," tutur Pak Bernardus.
Saat ini yang tersisa hanya Khong Guan, Monde, dan Nissin Wafer.
(Penulis : Virdita Rizki Ratriani)
Baca Juga: 5 Naskah dan Kode Paling Misterius di Dunia, Diduga Ada yang Berasal dari Luar Angkasa
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id