Mimpi saat Pandemi
Seorang psikolog di Harvard Medical School Deirdre Barrett membenarkan kalau banyak orang mengalami mimpi aneh selama pandemi.
Barret diketahui sudah menghabiskan empat dekade terakhir untuk mempelajari mimpi.
Menurutnya, lebih banyak tidur umumnya berarti ruang lingkup yang lebih besar untuk tidur REM (Rapid Eye Movement), yaitu tahap terakhir, ketika kita biasanya bermimpi.
Adapun mengenai apa yang dilihat dalam mimpi, penelitian menyebutkan kalau isinya terkait dengan pola pikir kita saat bangun tidur.
"Kami memproses ingatan yang kuat, stres dan emosi saat ini selama tidur REM; mimpi kita seringkali sarat dengan simbolisme dan penyajian realitas yang aneh. Bisa juga itu, karena kehidupan dikurangi menjadi ukuran beberapa kamar di kuncian, kita memiliki lebih sedikit rangsangan setiap hari untuk menarik dari dan secara tidak sadar menggali di masa lalu," jelasnya.
Dikutip dari Vox, Dylan Selterman seorang psikolog sosial yang menjalankan Lab Mimpi, Hubungan, Emosi, Daya Tarik, dan Moralitas di Universitas Maryland, mengatakan tentang bagaimana sesuatu seperti wabah Covid-19 bisa memengaruhi tidur dan mimpi manusia.
Ia menjelaskan teori kontinuitas mimpi, yang berhipotesis kalau orang bermimpi tentang hal-hal yang mereka pikirkan dan lakukan ketika mereka bangun.
"Jika merasa agak tertekan tentang pandemi, atau tentang teman atau keluarga, maka wajar jika tema-tema itu muncul di konten impian," katanya.
Menurut Dylan, apa yang terjadi selama mimpi adalah pikiran tampaknya menyelesaikan masalah.
Namun ada juga peneliti yang percaya kebalikannya; misalnya, kalau seseorang mengalami kesulitan dalam kehidupan saat ini dan memimpikannya, itu bisa memprediksi kesehatan mental masa depan orang tersebut.
Baca Juga: 4 Mimpi Ini Sering Dialami Oleh Banyak Orang, Sebenarnya Menandakan Hal Baik atau Buruk?