Find Us On Social Media :

Wajib Digunakan untuk Cegah Corona, Ini 6 Kesalahan Pemakaian Masker yang Justru Membuat Virus Masuk

Wajib Menggunakan Masker untuk Cegah Virus Corona

GridKids.id - Virus corona Covid-19 masih terus menyebar di Indonesia, Kids.

Penyebarannya yang cepat tentu membuat masyarakat khawatir.

Terlebih lagi, banyak orang yang terkena virus ini namun enggak menunjukkan gejala seperti batuk, demam, dan sesak.

Bahkan, Orang Tanpa Gejala (OTG) disebut sebagai penyebar virus corona terbesar di Indonesia. 

Untuk mengantisipasi penyebaran virus dari OTG ini, pemerintah sudah mewajibkan masyarakat untuk memakai masker, meski jenis masker yang digunakan adalah masker kain.

Eits, tapi enggak cukup dengan sekadar pakai masker saja, lo, untuk menangkal droplet masuk ke tubuh seseorang.

Pengguna juga harus lebih teliti dalam memakai masker, agar virus betul-betul enggak masuk.

Nah, melansir dari HAI, inilah beberapa kesalahan pengguna masker yang sering dilakukan:

1. Enggak Cuci Tangan 

Sebelum pakai masker, pastikan tanganmu bersih, ya!

Tahapan awal ini memang sering dilanggar, karena merasa kalau bagian wajah saja yang harus dilindungi dengan masker. 

Kita jadi lupa menjalankan ketentuan awalnya, yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air.

Yup! Menggunakan masker adalah momen menyentuh bagian wajah, jadi kebersihan tangan juga harus diprioritaskan.

Baca Juga: Menghangatkan Hati, Anak-Anak Ini Donasikan Uang Tabungan di Celengan karena Ingin Para Dokter Bisa Beli Masker

 2. Longgar saat Menggunakan Masker

Karena enggak terbiasa menutup wajah, masih banyak yang enggak betah memakai masker.

Akhirnya, memakai masker dengan asal-asalan, dan dipasang longgar agar bisa bernafas lega.

Melonggarkan masker boleh-boleh saja, namun sebaiknya jangan sampai kelonggaran ini menjadi celah masuknya virus corona ke dalam tubuh. 

Perhatikan bagian kanan dan kiri pipi pengguna masker, kalau celahnya terlalu lebar, maka kencangkan talinya dan tarik bagian tengah hidung agar ada ruang hembusan napas.

3. Mengenakan Masker Bolak-balik

Masker bukan jaket atau topi yang bisa dibolak-bali, ya!

Kebiasaan ini memang sering dilakukan masyarakat Indonesia demi melakukan penghematan, bahkan pada penggunaan masker. Duh!

Konsep masker adalah menyaring udara luar agar partikel yang lebih besar dari O2 enggak tembus ke area pernafasan.

Kalau hasil saringan dibalik dan dipakai di bagian dalam, maka kamu menyerap langsung debu dan virusnya.

4. Cuma Menempel

Ini juga sering kita temui, yaitu pengguna masker yang cuma memakainya di atas hidung, enggak ditarik sampai bawah dagu. 

Atau juga sebaliknya. Masker cuma dipakai untuk menutupi mulut, sementara hidung dibiarkan terbuka.

Kalau begini, sih, masker dengan kualitas paling bagus juga enggak akan berguna menyaring virus corona!

Baca Juga: Jangan Asal Membeli, Inilah Jenis Masker yang Dapat Dipakai untuk Mencegah Penularan Virus Corona

5. Menyentuh Permukaan Luar 

Selain enggak boleh memegang muka, kita juga enggak boleh memegang permukaan luar masker, ya!

Bagian luar tersebut adalah bagian filter yang berguna untuk menyaring virus ataupun bakteri dari luar. Kalo tersentuh, maka virus, kuman, atau bakteri bisa berpindah ke jari-jari tangan. 

Kalau sudah begini, partikel-partikel virus bisa menempel pada benda-benda yang sering kita pegang misalnya ponsel, stang motor atau gelas minum.

6. Menarik dan Memasangnya Lagi

Nah, yang ini sering terjadi dengan enggak sengaja.

Kita akan menarik masker yang sedang kita pakai saat mengobrol dengan orang lain atau pada saat makan, kadang menurunkannya dan menaruh di bawah dagu.

Setelah itu, tanpa disadari kita memasangnya kembali.

Padahal, ini sangat fatal mengingat virus yang ada pada bagian filter bisa menempel pada jari-jari tangan.

(Penulis: Al Sobry)

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.

Baca Juga: Orang yang Sering Marah Identik dengan Penyakit Darah Tinggi, Apa Benar Begitu?