Find Us On Social Media :

Bullying Berujung Amputasi, Pendapat Psikolog: Korban Bisa Alami Depresi Luar Biasa

"Kalau kasus di Malang itu yang terjadi sampai melukai fisik, bukan berarti hal itu menjadi faktor tunggal. Kemungkinan bisa juga diawali dengan perundungan secara mental, verbal atau sosial. Jadi perlu ditelusur bagaimana kronologi kejadian pada hari itu, dan hari-hari sebelumnya," tutur Anisa. 

Bahkan Anisa juga menjelaskan dampak buruk yang mungkin akan dialami korban ketika mengalami cacat karena kasus tersebut dan kemudian korban tidak bisa menerima kenyataan yang ada. 

Maka efek buruk yang mungkin terjadi, korban akan mengalami depresi yang luar biasa. 

Anisa juga menilai bahwa peran orang tua korban sangat dibutuhkan saat ini untuk melakukan rehabilitas mental. 

Anisa juga menerangkan anak yang menjadi pelaku bullying pun bukan semata-mata bisa terjadi karena sendirinya.

Anisa mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak ketika menjadi pelaku bullying sebagai berikut:

- Ingin menunjukkan suprioritasnya kepada anak-anak lain.

- Mendapatkan contoh dari orang lain tentang perilaku kekerasan.

- Kurangnya toleransi terhadap perbedaan.

- Kurangnya sikap empati kepada anak-anak yang lebih inferior.

- Kurangnya pengawasan dari orang-orang dewasa atau lembaga terkait.

- Tontonan tentang kekerasan yang ditelan mentah-mentah tanpa penjelasan   dari orang dewasa.

- Pernah menjadi korban perundungan, lalu ingin melakukan pembalasan kepada orang lain untuk kepuasan.

Baca Juga: Bully Temannya Sampai Masuk Rumah Sakit dan Terancam Diamputasi, 7 Siswa SMP Ini Terancam Pidana

Menurut Anisa kasus bullying bisa dihindarkan apabila kita sebagai orang dewasa peka dan mau mengajarkan life skill kepada para anak-anaknya. 

"Semua ini menjadi pengingat bagi kita, untuk mengajarkan life skill kepada anak-anak, agar bisa berinteraksi dengan baik di lingkungannya," tutup Anisa. 

(Penulis: Shinta Dwi Ayu)

Lihat video ini juga, yuk!