Selain itu, Thailand juga dikenal dengan jajanannya atau street food.
Namun salah satu restoran yang berada di Bangkok, Thailand memiliki kisahnya sendiri, Kids.
Wattana Panich, merupakan salah satu restoran yang ada di Ekkamai, Bangkok.
Saking terkenalnya, ratusan pengunjung yang lapar datang setiap harinya untuk merasakan sup lezat dan semur tiap harinya.
Ternyata restoran ini memiliki rahasia di balik kelezatan hidangannya, lo.
Salah satu hidangan paling populer di Wattana Panich adalah sup mie daging sapi, dibuat dengan daging sapi rebus, babat, bakso, organ, dan rempah-rempah.
Kedengarannya aneh, tetapi itu benar.
Alih-alih membuang kaldu sisa setiap malam, pemilik Wattana Panich dengan hati-hati menyaringnya dan menyimpannya, digunakan untuk sup dalam jumlah hari berikutnya.
Baca Juga: Yu Sheng, Makanan Khas Imlek dengan Cara Menyantap Unik dan Penuh Makna
Wattana Panich mengandalkan metode memasak lama yang dikenal sebagai "rebusan abadi" atau "rebusan pemburu" yang pada dasarnya melibatkan membiarkan rebusan didihkan terus-menerus sambil menambahkan bahan-bahan baru ke dalamnya.
Ini memastikan bahwa kaldu menyerap sebanyak mungkin rasa dari bahan-bahannya, membuat hidangan yang digunakannya benar-benar lezat.
Prinsipnya sederhana, semakin lama kaldu mendidih, semakin baik.
Tetapi restoran ini menuju kearah yang lebih ekstrim.
Menurut BK Magazine, para koki di Wattana Panich mendinginkan kaldu sisa setiap malam dan menyimpannya di lemari es untuk mencegah pembusukan.
Ini digunakan sebagai bahan untuk rebusan hari berikutnya.
Baca Juga: Sudah Lewat Tanggal Kadaluwarsa, Makanan dan Minuman Ini Ternyata Masih Layak Dikonsumsi
Para juru masak menambahkan sekitar 25 kg daging sapi ke rebusan setiap hari, rasa yang meresap ke dalam kaldu yang sudah berumur puluhan tahun, terus-menerus meningkatkan rasanya.
Nattapong Kaweenuntawong adalah generasi ke-3 dari keluarganya yang menjalankan Wattana Panich, dan berharap bahwa ketiga anaknya akan menjadi yang ke-4.
Apa pun yang terjadi, satu hal yang pasti, mereka akan menggunakan kaldu yang sama setiap hari semenjak restoran dibuka di Ekkamai, 45 tahun yang lalu.
Dan jika ada yang bertanya mengenai kerak coklat yang ada di sekitar panci rebusan, itu adalah kesaksian untuk berapa lama kaldu telah digunakan.
Pemilik Wattana Panich menjadikannya tradisi untuk tidak membersihkan spillover kaldu senilai 45 tahun.
Ini bukan bagian sejarah yang paling higienis, tapi tetap saja sejarah.
(Penulis: Agnes)
Baca Juga: 5 Makanan Ini Mengandung Bakteri Baik, Ada yang Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke