Ada perasaan takut dihakimi atau ditolak oleh lingkungan sosial di sekitarnya.
Orang yang mengalami alexinomia akan terus merasa gugup enggak terkendali.
Apalagi ketika harus menyebut atau memanggil nama orang lain ketika berinteraksi di depan umum.
2. Masa Kecil Tak Bahagia
Alexinomia biasanya dimulai sejak masa kanak-kanak dan berlanjut karena enggak diobati atau diatasi.
Masa kanak-kanak yang punya pengalaman memilukan, seperti terkena pembully-an, pindah-pindah rumah, keluarga yang enggak harmonis, adanya kekerasan dalam keluarga, penelantaran bisa memicu alexinomia.
3. Salah Pengasuhan
Orang yang mengalami cara pengasuhan yang salah bisa punya risiko mengalami alexinomia.
Orang yang mengalami fobia biasanya akan terlihat cemas dan ingin terus menghindar.
Mereka ingin bergulat dengan perasaan insecure dan enggak percaya pada orang lain di sekitarnya.
Meski terbebani dengan ketakutan itu, orang dengan alexinomia juga kangen memiliki kedekatan emosional dengan orang lain, lo.
Baca Juga: 15 Fakta Fobia dan Penyakit Langka yang Ada di Dunia, Apa Saja?
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Heni Widiastuti |
Komentar