Kenapa Kita Bisa Mengalami Anemoia?
Dilansir dari laman kompas.com, sebuah pendekatan baru untuk menjelaskan anemoia diungkap oleh Prof. Felipe De Brigard dari Duke University menggambarkan nostalgia punya dimensi dan rasa rindu yang lebih luas.
Anggapan itu terinspirasi dari penelitian tentang ingatan yang menunjukkan sebuah proses kreatif yang dialami otak kita.
Jadi, ketika kita mengenang sebuah kenangan, otak kita sebenarnya menciptakan simulasi ulang dari sebuah peristiwa di masa lalu.
Nostalgia juga enggak hanya bisa berasal dari kenangan atau memori seseorang, tapi bisa berasal dari imajinasi tentang pengalaman masa lalu.
Imajinasi dalam proses mengingat sesuatu sebenarnya bisa membantu otak kita menggambarkan ulang momen-momen yang terjadi di masa lalu.
Nostalgia yang dipicu oleh sebuah imajinasi erat kaitannya dengan narasi atau propaganda tentang masa lalu yang ditanamkan dalam kepala kita.
Kalau kamu membaca buku atau mendengar cerita masa lalu, otak kamu bisa membayangkan dan membuat simulasi tentang bagaimana gambaran masa itu.
Nah, perasaan rindu itu muncul bersamaan dengan nostalgia yang berhasil dibangun dari imajinasi kita, Kids.
Jadi, nostalgia yang kita alami meski kita enggak pernah mengalaminya sebenarnya ada kaitannya dengan bagaimana otak kita menggambarkannya lewat imajinasi kita.
Sehingga bisa dibilang orang-orang yang punya daya imajinasi tinggi sebenarnya paling sering dan mungkin mengalami anemoia yang kuat ketika ada di momen tertentu.
Pertanyaan: |
Menurut teori, dari mana asalnya muncul perasaan anemoia? |
Petunjuk, cek lagi halaman 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar