GridKids.id - Halo, Kids, kembali lagi bersama GridKids untuk belajar materi Bahasa Indonesia kelas VII.
Kali ini kamu akan diajak belajar memahami suasana cerita dan emosi tokoh dalam buku bergambar.
Kamu diminta membaca cerita Itam dan U di hlm. 159-167 di buku materi Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII.
Cerita bergambar berjudul Itam dan U ini menceritakan tentang bencana Tsunami yang menyapu kawasan pesisir pantai tempat tokoh Itam tinggal.
Dalam bencana Tsunami itu, Itam kehilangan ayah, ibu, dan sahabat tersayangnya Micel.
Awalnya Itam sulit menerima kenyataan bahwa Tsunami mengambil orang-orang yang paling di sayanginya di dunia.
Satu-satunya orang yang peduli padanya adalah Cik Lam.
Itam yang bersedih atas kehilangan besarnya sering bicara dengan U, pohon kelapa yang menyelamatkannya dari sapuan ombak.
Butuh waktu cukup lama untuk Itam bisa berdamai dengan perasaan kehilangannya.
Namun, satu momen yang tak disangka membuat Itam sadar bahwa hidup harus terus berjalan.
Yuk, baca dan jawab pertanyaan-pertanyaan di halaman 168!
Baca Juga: 5 Jenis Buku Cerita Bergambar yang Perlu Kamu Tahu, Bahasa Indonesia Kelas VII
Pertanyaan-Pertanyaan tentang Teks Cerita Bergambar 'Itam dan U'
1. Siapakah Itam dan U pada cerita di atas?
Jawab: Itam adalah seorang bocah laki-laki yang tinggal di pesisir dan mengalami bencana Tsunami.
U adalah pohon kelapa yang jadi tumpuan Itam ketika Tsunami terjadi.
2. Bencana apakah yang dialami Itam pada cerita ini?
Jawab: Tsunami
3. Pada bab berapa bencana ini dikisahkan?
Jawab: Bab 1 berjudul Gelombang Besar
4. "Tidak, Itam tidak merasa baik-baik saja. Dia mengelak dari pelukan Cik Lam".
Ini adalah salah satu kalimat pada Bab 2. Mengapa Itam merasa demikian?
Jawab: karena Itam enggak bisa menemukan orang tua dan sahabatnya di dekatnya. Mereka menghilang tersapu tsunami.
Baca Juga: Mengamati Gambar untuk Memprediksi Cerita 'Itam dan U', Bahasa Indonesia Kelas VII
5. Perasaan Itam berubah sepanjang cerita. Jelaskan perasaan Itam pada setiap bab dan tuliskan ulang kalimat yang mendukung pendapatmu tersebut. Bab 1 telah dikerjakan untuk kalian sebagai contoh.
Bab 1
Perasaan Itam: Takut, panik, kesepian
"Dari atas yang terlihat hanya air dan air. Tidak ada Micel, tidak ada siapa pun. Kini hanya ada dia dan U, pohon kelapa itu"
Bab 2
Perasaan Itam: Sedih, Marah, Bingung
"Tidak, Itam tidak merasa baik-baik saja. Dia mengelak dari pelukan Cik Lam.
Itam segera berlari ke arah rumahnya, mencari Ayah dan Ibu"
Bab 3
Perasaan Itam: Trauma, Sedih, Kasihan
"Itam langsung merengut. Dia tidak ingin mendekati jala Cik Lam. Jala mengingatkannya kepada Ayah. Dulu Itam sering membantu Ayah memperbaiki Jala. Dan Cik Lam bukan ayahnya!"
Bab 4
Baca Juga: 4 Cergam Favorit Majalah Bobo, Ceritera dari Negeri Dongeng hingga Paman Kikuk
Perasaan Itam: Sedih, Rindu, Bingung
"Beri tahu aku, ya, kalau kamu melihat sesuatu?"
"Di mana Ayah dan Ibu saat ini?" Itam bertanya-tanya dalam hati. Itam mengkhayal, mungkin Ayah pergi melaut ke tempat yang jauh, mencari ikan yang besar.
Mungkin Ibu melanjutkan sekolah lagi, seperti yang selalu dia impikan.
Bab 5
Perasaan Itam: Senang dan bersemangat
"Inilah dia, seribu gasing kejutan!" sorak Itam
Bab 6
Perasaan Itam: Senang hati
Keesokan harinya, dengan sebuah tas besar Itam membawa semua gasing itu ke rumah pengungsian.
"Ini untuk kalian," ujar Itam sambil menuangkan isi tas.
Bab 7
Baca Juga: Deni Manusia Ikan sampai Pak Janggut, Inilah Cerita Legendaris dari Majalah Bobo
Perasaan Itam: Sedih, tabah, penerimaan
Sambil menyeka matanya, Itam berjalan menuju pantai untuk menemui U. Dia menyandarkan pipinya ke batang U
"Terima kasih telah ada untukku," kata Itam kepada U.
"Terima kasih telah mengawasi Mama, Papa, dan Micel."
Pertanyaan: |
Siapa nama sahabat Itam dalam cerita 'Itam dan U'? |
Petunjuk, cek lagi halaman 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar