Dampak dan Evakuasi Masyarakat Sekitar
Dilansir dari laman bnpb.go.id, dampak dari erupsi Gunung Ruang membuat 272 Kepala Keluarga atau sekitar 828 jiwa mengungsi dari radius lokasi letusan.
Ada 45 jiwa yang mengungsi di Gedung Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Tagulandang, dan 783 jiwa lain mengungsi ke rumah kerabat dan saudara di daratan Pulau Tagulandang.
Masyarakat mengungsi di beberapa Rumah Ibadah, Balai Latihan Kerja, GOR di kawasan Tagulandang Utara dan Tagulandang Selatan.
Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Bapak Drs. Joi Eltiano Bernadin Oroh, menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari sejak 16 April hingga 29 April 2024 mendatang.
Tak hanya menetapkan Status Tanggap Darurat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro dan BPBD Provinsi Sulawesi Utara juga membagikan bantuan untuk warga yang mengungsi, seperti tikar, selimut, juga masker.
Masyarakat Desa Patologi dan Pumpente di evakuasi ke Kecamatan Tagulandang menggunakan kapal Ferry dan perahu penyeberangan milik warga.
Pemda setempat sudah mempersiapkan juga 30 personil lapangan, yang berasal dari BPBD, perangkat Kecamatan Tagulandang, perangkat Kampung, Kelurahan, Satpol PP, Damkar, Dinkes.
Letusan di pertengahan Bulan April ini, membuat catatan tentang letusan pertama Gunung Ruang yang terjadi di Abad-19 silam kembali terkenang.
Kala itu Gunung Ruang meletus pada 1808, letusan itu membentuk kubah lava yang merusak pemukiman warga di sekitarnya.
Selain itu, penduduk Pulau Tagulandang pernah merasakan guncangan bawah tanah pada Februari 1871 silam.
Baca Juga: Material yang Dikeluarkan Gunung Api Saat Meletus, Apa Saja?
Source | : | Kompas.com,bnpb.go.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar