GridKids.id - Kids, kucing bisa saja mengalami kerontokan bulu atau dikenal sebagai alopecia yang mana hal ini umum terjadi.
Kita juga perlu mengetahui bahwa jumlah bulu kucing yang rontok sangat bervariasi, bergantung pada penyebabnya.
Hal tersebut bisa berkisar dari sedikitnya penipisan sampai bintik-bintik botak yang besar. Sebagai pemilik, tentu saja hal ini dapat mengkhawatirkan.
Walau terdapat juga beberapa ras kucing yang memiliki mutasi genetik yang menyebabkan ia tak berbulu seperti kucing Sphynx.
Lalu, apa saja penyebab bulu kucing rontok? Yuk, kita simak berikut ini!
Penyebab Bulu Kucing Rontok
1. Alergi
Alergi bisa saja dialami oleh beberapa kucing tergantung pada usia dan distribusi perubahan kulitnya.
Kutu adalah penyebab iritasi pada kucing mana pun, namun pada beberapa individu, kutu dapat menyebabkan reaksi alergi kulit.
Hal ini disebabkan oleh hipersensitivitas pada antigen dalam air liur kutu, yang menyebabkan rasa gatal dan membuat kucing grooming berlebihan.
Bulu kucing tak benar-benar rontok, namun rusak dan tercabut karena jilatan dan cakaran yang tepat.
Baca Juga: 3 Fungsi Kumis pada Wajah Kucing, Sensornya Mirip Ujung Jari Manusia
Kucing juga mendapatkan alergi pada protein makanan tertentu atau alergen lingkungan seperti serbuk sari, bahkan tungau debu rumah yang menyebabkan rasa gatal berlebihan.
2. Infeksi
Infeksi dapat disebabkan oleh jamur yang membuat kucing kehilangan bulu di area yang terkena infeksi.
Infeksi juga bisa disebabkan kucing menjilati kulitnya sampai terjadi luka terbuka, yang dapat terinfeksi sehingga membuat kerontokan bulu semakin parah.
Di samping kerontokan bulu, sering kali terdapat kerusakan kulit yang jelas, bengkak, keluarnya cairan, dan kemerahan.
Area ini terasa sakit sehingga mungkin tak mengizinkan kamu untuk memeriksanya.
Semua infeksi kulit, baik dari jilatan berlebihan karena penyebab lain yang mendasari, abses, atau luka, perlu perhatian dokter hewan.
Dokter hewan akan memastikan apakah terdapat infeksi jamur atau bakteri dengan membiakkannya di tempat tersebut.
3. Stres
Kucing yang stres sering mengakibatkan perilaku kompulsif, seperti menjilati atau menggaruk tanpa henti.
Pindah ke rumah baru, memperkenalkan hewan peliharaan baru, atau perubahan besar lainnya dalam kehidupan kucing menjadi hal yang dapat menyebabkan kucing cemas serta stres.
Baca Juga: 5 Fungsi Kumis pada Kucing, Salah Satunya Sensoris
Kucing menjilati dirinya sendiri secara obsesif dan biasanya setelah peristiwa yang membuat stres itu berakhir, kucing akan mengehntikan kebiasaan menjilati tubuh dan bulu kucing tak rontok lagi.
Cobalah untuk mengidentifikasi apa hal yang membuat kucing stres, seperti menjauhkan hewan peliharaan baru untuk sementara waktu dan memperkenalkannya secara perlahan.
Jaga juga kebisingan dan perubahan apa pun dalam rutinitas kucing seminimal mungkin dan pastikan agar kucing memiliki tempat yang aman untuk beristirahat.
Memeriksakan kucing ke dokter hewan merupakan cara terbaik yang harus dilakukan sebelum berasumsi bulu kucing rontok karena stres.
Kecemasan dan stres kronis tak baik untuk kucing karena menyebabkan berbaga masalah kesehatan.
Jadi, itu dia beberapa penyebab bulu kucing rontok yang harus diketahui pemilik.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Heni Widiastuti |
Komentar