GridKids.id - Majas personifikasi merupakan salah satu materi yang terdapat pada sastra Bahasa Indonesia.
Majas personifikasi sering digunakan dalam sastra, puisi, dan prosa untuk memberikan gambaran yang lebih hidup dan menghidupkan benda-benda non-manusia atau abstrak.
Majas personifikasi adalah sebuah bentuk gaya bahasa yang di mana benda mati dibuat seolah-olah memiliki karakteristik manusia.
Dalam personifikasi, benda mati atau makhluk non-manusia digambarkan seolah-olah mereka memiliki kemampuan berpikir, perasaan, atau tindakan yang biasanya hanya dimiliki oleh manusia.
Contoh Majas Personifikasi
Berikut 20 contoh kalimat majas personifikasi:
1. Daun kelapa itu melambai menanti kehadirannya.
2. Pensil itu menari-nari di atas meja.
3. Angin berbisik lembut menyampaikan rinduku kepadanya.
Baca Juga: 25 Contoh Menggunakan Majas Personifikasi dalam Bahasa Indonesia
4. Gelas itu berdendang satu sama lain.
5. Badai mengamuk dan menghabiskan seluruh rumah itu.
6. Ombak berlarian ke tepi pantai.
7. Kereta api itu meraung-raung di tengah gelapnya malam.
8. Sang jago merah melahap habis perkampungan itu.
9. Langit marah karena ulah manusia.
10. Alam itu menyanyi bahagia.
11. Debur ombak menyapu habis rasa gelisahnya.
12. Pohon itu menari mengikuti arah angin.
13. Pelangi melukis langit dengan indah.
14. Layang-layang itu terbang jauh ke angkasa.
Baca Juga: Jawaban Majas Personifikasi Teks
15. Pesona bunga itu mengusik hati penikmatnya.
16. Mobil itu berlari dengan kencang, seolah dikejar hantu.
17. Rerumputan itu bergoyang santai ditiup angin.
18. Tumpukan buku itu melayang bebas ke tubuhnya.
19. Angin pantai itu kembali menyapanya.
20. Buku itu bersembunyi agar tak ditemukan.
Nah, itulah penjelasan mengenai majas personifikasi beserta contohnya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar