GridKids.id - Kids, bumi berputar mengelilingi matahari dalam waktu 365,25 hari.
Akan tetapi dalam kalender Masehi, jumlah ini dibulatkan menjadi 365 hari.
Sementara itu, ada istilah tahun kabisat yaitu di mana dalam satu tahun kabisat memiliki 366 hari.
Penambahan satu hari dalam sistem kalender itu menyesuaikan perhitungan waktu dengan peredaran bumi mengelilingi matahari yang sebenarnya lebih dari 365 hari.
Pada tahun biasa, bulan Februari hanya memiliki 28 hari, namun pada tahun kabisat memiliki 29 hari.
Pengertian Tahun Kabisat
Bumi membutuhkan waktu sekitar 24 jam atau satu hari untuk berputar pada porosnya.
Bumi memerlukan waktu sekitar 365 hari dan enam jam untuk mengorbit matahari.
Jadi, dalam proses pergerakan bumi terhadap matahari, tahun tak memiliki hari yang pasti.
Itulah alasan mengapa kalender Masehi dibulatkan menjadi 365 hari.
Sementara itu perhitungan NASA dilakukan dengan mengurangkan enam jam atau seperempat hari.
Baca Juga: Terjadi 4 Tahun Sekali, Apa Itu Tahun Kabisat? #AkuBacaAkuTahu
Tahun kabisat dihitung berdasarkan rumus di atas, sehingga terjadi setiap empat tahun.
Tahun kabisat akan otomatis muncul, dan jumlah hari dalam satu tahun kabisat adalah 366 hari.
Sejarah Tahun Kabisat
Sejarah tahun kabisat berakar dari penyesuaian kalender oleh Julius Caesar pada abad ke-1 SM. Kalender yang digunakan pada masa itu, dikenal sebagai Kalender Julian, mengalami revisi besar untuk mengoreksi ketidaksesuaian antara penanggalan matahari dan penanggalan kalender.
Julius Caesar memperkenalkan aturan tahun kabisat yang menambahkan satu hari pada setiap empat tahun, sehingga menetapkan tahun kabisat sebagai tahun dengan kelipatan empat.
Namun, sistem kalender Julian memiliki ketidakpresisian kecil dalam menyesuaikan tahun dengan peredaran Bumi sekitar matahari.
Ini disebabkan oleh fakta bahwa tahun tropis (periode waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk menyelesaikan satu siklus peredaran matahari) tidak sempurna 365,25 hari.
Sebagai hasilnya, perbedaan kecil ini menyebabkan penyesuaian yang berlebihan, dan setelah beberapa abad, perbedaan antara kalender dan musim alami menjadi signifikan.
Pada abad ke-16, Paus Gregorius XIII memperkenalkan reformasi kalender untuk mengatasi ketidakakuratan ini.
Kalender Gregorian mengadopsi aturan tahun kabisat yang sedikit berbeda, yaitu tahun yang habis dibagi 4 tetapi tidak habis dibagi 100 kecuali habis dibagi 400 akan menjadi tahun kabisat.
Dengan cara ini, sistem Gregorian lebih tepat dalam menyesuaikan kalender dengan tahun tropis, meminimalkan kesalahan dalam penanggalan.
Baca Juga: 12 Nama Bulan dan Jumlah Hari dalam Kalender Masehi, Apa Saja?
Sejak diperkenalkannya kalender Gregorian, banyak negara telah mengadopsinya sebagai standar internasional untuk tujuan sipil.
Meskipun demikian, beberapa tradisi atau agama masih menggunakan kalender lain yang berbeda.
Tetapi secara umum, sejarah tahun kabisat berkaitan dengan upaya untuk memperbaiki ketidakakuratan dalam penanggalan dan menyesuaikannya dengan peredaran bumi di sekitar matahari.
Jadi, itulah penjelasan mengenai tahun kabisat, Kids.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kemendikbudristek |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar