Berdasarkan taraf integrasi, unsur serapan bahasa Indonesia dibagi jadi tiga, yaitu:
1. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
Serapan ini sudah mendapat pengaruh kuat dari bahasa Indonesia. Sehingga ejaannya diubah mengikuti pelafalan dalam bahasa Indonesia.
Namun bentuk asli dari bahasa asing ini tak sepenuhnya hilang. Perubahan ejaan hanya terjadi pada suku kata tertentu.
Contoh: octaaf menjadi oktaf, biology menjadi biologi, television menjadi televisi, dan sejenisnya.
2. Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tak perlu lagi diubah ejaannya
Serapan ini muncul karena intensitas pemakaian bahasa asing tertentu cukup tinggi.
Karena sering digunakan, masyarakat terbiasa mendengar kata tersebut, maka ejaannya pun terpengaruh sepenuhnya dengan bahasa Indonesia.
Serapan jenis ini erat kaitannya dengan epistimologi atau asal usul kata.
Contoh: pedal, otonomi, sadel, dongkrak, oligarki, politik, dan lainnya.
3. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia
Baca Juga: 30 Kata Serapan Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia Berawalan Huruf A-N
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar