GridKids.id - Kids, kalau bicara tentang alam semesta kamu enggak bisa mengabaikan faktor-faktor di dalamnya, salah satunya kecepatan cahaya.
Yap, kecepatan cahaya jadi batas kecepatan yang diakui di alam semesta, lo.
Enggak ada yang bisa bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
Meski teknologi canggih sudah dikembangkan untuk memudahkan dan memecahkan rekor, sampai sekarang belum ada yang bisa bergerak secepat cahaya.
Dilansir dari laman kompas.com, cahaya bergerak 300.000 km/detik atau setara dengan 1 miliar km/jam.
Dengan kecepatan itu, kamu bisa mengelilingi bumi sebanyak 7, 5 kali dalam 1 detik.
Wow, mungkin saking cepatnya, pergerakannya enggak akan bisa kita lihat dengan benar, ya!
Kecepatan cahaya sangat luar biasa, bahkan jika jet yang bisa membawa penumpang ingin melakukannya juga, perlu waktu dua hari, lo.
Rumus kecepatan cahaya disimbolkan dengan 'c' ditemukan pada awal 1600-an oleh seorang ilmuwan bernama Ole Roemer.
Upaya Ole Roemer mengukur kecepatan cahaya dilakukan dengan mengamati satelit planet Jupiter, Kids.
Beberapa abad setelahnya, tepatnya pada abad ke-19, seorang fisikawan James Clerk Maxwell menciptakan teori tentang elektromagnetisme.
Baca Juga: Terus Berjalan Maju, Apakah Waktu di Kehidupan Kita Bisa Dihentikan?
Apa yang Terjadi Jika Manusia Bergerak Secepat Cahaya?
Kita akan diajak membayangkan jika kita benar-benar bisa bergerak setara kecepatan cahaya.
Enggak jadi sebuah masalah bagi seseorang jika itu adalah sesuatu yang umum dilakukannya secara terus menerus, Kids.
Yang terjadi adalah kita bahkan enggak akan menyadarinya kalau kita terbiasa bergerak dengan sangat cepat dalam hitungan detik.
Namun, satu masalah yang mungkin muncul adalah akselerasinya.
Kalau kita bergerak sangat cepat, ada risiko bahwa pergerakan itu bisa melukai bahkan membunuh orang yang melakukannya.
Darah manusia mungkin akan mengalami gangguan fungsi kalau kita bergerak sangat cepat seperti cahaya.
Gravitasi yang meningkat drastis ketika kita bergerak secepat cahaya, bisa menyebabkan masalah pada fungsi peredaran darah dari kaki ke kepala.
Jika itu yang terjadi, darah akan mulai menggenang dan membuat kita hilang sadar atau pingsan.
Kecepatan tinggi seperti kecepatan cahaya yang berkurang dan berhenti, bisa menyebabkan kematian akibat minimnya oksigen yang diangkut darah ke seluruh tubuh.
Inilah yang membuat pilot pesawat tempur yang harus menghadapi gaya gravitasi tingkat tinggi harus menguasai teknik supaya enggak pingsan.
Salah satu caranya yaitu dengan menegangkan otot di ekstremitasnya juga mengenakan pakaian khusus untuk menahan beban sampai 9 gaya gravitasi dalam waktu yang singkat.
Baca Juga: Mengenal 10 Sifat-Sifat Cahaya yang Dimanfaatkan dalam Keseharian
Manusia yang punya massa terbatas, enggak bisa bergerak melaju dengan kecepatan cahaya. Hal itu mustahil terjadi, Kids.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar