GridKids.id - Kids, tahukah kamu? Tanggal 2 Februari setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Lahan Basah Sedunia.
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan peran lahan basah pada kehidupan di bumi.
Bersumber dari laman PBB, tema Hari Lahan Basah Sedunia 2024 adalah 'Wetlands and Human Wellbeing' yang artinya Lahan Basah dan Kesejahteraan Manusia.
Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia diadopsi dari perjanjian internasional tentang pelestarian lahan basah, yaitu Konvensi Ramsar.
Konvensi Ramsar disepakati dan ditandatangani pada 2 Februari 1971 di Kota Ramsar, Iran.
Diketahui kini ada sekitar 172 negara yang menjadi anggota Konvensi Ramsar. Indonesia masuk menjadi anggota Konvensi Ramsar pada tahun 1991.
Lahan basah merupakan ekosistem air yang menjadi faktor utama yang mengendalikan lingkungan serta kehidupan tumbuhan dan hewan yang terkait.
Meski lahan basah hanya menutupi sekitar 6 persen permukaan bumi, diketahui bahwa 40 persen spesies tumbuhan dan hewan hidup atau berkembang biak di lahan basah, lo.
Perlu diketahui bahwa sebayak 90 persen lahan basah dunia telah terdegraasi sejak tahun 1700-an.
Kondisi ini menyebabkan lahan basah tiga kali lebih cepat hilang dari pada tanah di hutan.
Pada artikel ini GridKids akan mencari tahu apa saja peran lahan basah bagi kehidupan, yuk, simak informasi berikut ini.
Baca Juga: 15 Fakta Menarik Hutan Mangrove, Pelindung Daratan dari Ombak Besar dan Erosi Pantai
Peran Lahan Basah bagi Kehidupan
1. Keberagaman Hayati
Lahan basah memiliki peran sentral dalam menjaga keberagaman hayati.
Ekosistem ini menjadi rumah bagi berbagai spesies tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang bersama-sama membentuk rantai makanan yang kompleks.
Keberagaman hayati yang tinggi di lahan basah menjadikannya sebagai reservoir genetik yang sangat penting untuk adaptasi dan evolusi spesies.
2. Penyaring Polusi
Lahan basah berfungsi sebagai penyaring alami yang efektif untuk menghilangkan pencemaran air dan udara.
Tanaman di lahan basah mampu menyerap dan mengurangi kadar zat pencemar seperti logam berat dan bahan kimia berbahaya.
Selain itu, mikroorganisme di dalam tanah lahan basah berperan dalam menguraikan limbah organik dan menghasilkan air bersih.
3. Pengendali Banjir dan Pemulihan Ekosistem
Baca Juga: 8 Dampak Alih Fungsi Hutan Mangrove bagi Lingkungan dan Manusia dalam Jangka Panjang
Lahan basah berperan sebagai reservoir air alami yang dapat menyerap dan menyimpan air hujan secara berlebih.
Hal ini membantu mengurangi risiko banjir dan meratakan pola aliran sungai.
Selain itu, lahan basah juga memiliki kemampuan untuk memulihkan ekosistem setelah bencana alam, seperti banjir atau tanah longsor, dengan menyediakan habitat baru untuk tumbuhan dan hewan.
4. Sumber Daya Pangan dan Mata Pencaharian
Lahan basah memberikan sumber daya pangan yang berlimpah.
Sebagai contoh, rawa-rawa dapat digunakan untuk pertanian padi, sedangkan mangrove menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai jenis ikan.
Masyarakat sekitar lahan basah juga sering menggantungkan hidup mereka pada kegiatan perikanan dan pertanian yang bergantung pada keseimbangan ekosistem lahan basah.
5. Pentingnya dalam Perubahan Iklim
Lahan basah berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyimpan karbon dalam jumlah besar.
Proses fotosintesis tanaman di lahan basah mengubah karbon dioksida menjadi oksigen dan karbon organik yang disimpan di dalam tanah.
Dengan begitu, lahan basah membantu mengurangi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, yang merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim.
Baca Juga: Sudah Ada Sejak 600 Tahun yang Lalu, Apa Itu Tradisi Daisugi? #AkuBacaAkuTahu
Demikianlah informasi tentang apa itu Hari Lahan Basah Sedunia yang diperingati setiap tanggal 2 Februari dan perannya ya, Kids.
(sumber: indonesia.wetlands.org)
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | indonesia.un.org |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar