GridKids.id - Halo, Kids, kembali lagi bersama GridKids untuk membahas bersama materi Pendidikan Pancasila kelas XII, nih.
Yap, di artikel sebelumnya kamu sudah sama-sama belajar tentang pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
Nah, kali ini kamu akan diajak menelusuri seperti apa pejuang bangsa dulunya melawan penjajahan.
Sikap membela tanah air ini perlu kita teladani sebagai bagian dari kewajiban warga negara, lo.
Sejarah panjang bangsa ini menunjukkan kalau kita pernah dijajah untuk waktu yang enggak sebentar, Kids.
Seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali dibebani kewajiban untuk menurut pada keinginan pihak penjajah yang berkuas.
Kewajiban itu harus dilakukan padahal hak enggak pernah dipenuhi dengan pantas.
Inilah yang menciptakan penderitaan berkepanjangan bagi masyarakat Indonesia yang terjajah.
Bagi para penjajah, kekuasaan di negara yang kaya dan enggak berdaya seperti kita waktu itu sangat menguntungkan.
Kita yang hidup di masa kini mungkin enggak lagi merasakan penjajahan fisik seperti kakek nenek kita dulu.
Namun, kita wajib berempati dan turut merasakan penderitaan pendahulu kita yang telah dijajah untuk waktu yang sangat lama.
Baca Juga: Diskriminasi Ras di Indonesia Era Penjajahan Eropa, Pendidikan Pancasila Kelas XII
Posisi bangsa Indonesia dalam Kedamaian Dunia
Kita harus terus merasa terpanggil untuk melawan sisi negatif-destruktif dari penjajahan internasional yang masih terjadi di berbagai belahan dunia lain.
Tanpa terkecuali, kita harus berdiri membela bangsa yang direndahkan martabat juga kemanusiaannya, Kids.
Tahukah kamu bahwa sejak awal perjuangan kemerdekaan, fase revolusi di Indonesia adalah juga revolusi terhadap kemanusiaan, Kids?
Seperti kata Bung Karno, presiden pertama Indonesia, yang berbunyi:
"Satu banjir yang mahasakti, banjir daripada revolusi Indonesia yang sebenarnya ialah sebagian daripada revolution of mankind".
Bung Karno ingin menegaskan kalau revolusi yang sejati adalah revolusi kemanusiaan.
Sejak zaman perang kemerdekaan, Bung Karno telah mengingatkan kita untuk senantiasa mengubah cara pandang kita sesuai zaman.
Cara berpikir jadi modal untuk bertindak dan memutuskan tindakan kita sebagai bangsa yang terjajah.
Meski berada di situasi yang kurang menguntungkan, ketika mengedepankan logika, kita enggak akan dengan mudah diperintah dan dirugikan terus menerus, lo.
Saat ini ditengah makin masifnya teknologi dan pengaruh globalisasi misalnya, kita harus bisa memahami diri kita sendiri, melek kewajiban dan tegas juga pada hak yang harusnya jadi milik kita.
Baca Juga: Kekuasaan Belanda di Hindia Belanda: Tanam Paksa dan Politik Etis, IPAS Kelas 6 SD
Bung Hatta juga menambahkan pesan tentang sikap adil seperti dalam Pancasila yang menempatkan manusia sebagai hamba Tuhan. Semuanya sama derajatnya, semuanya satu saudara.
Bagi bung Hatta "Dasar kemanusiaan itu harus dilaksanakan dalam pergaulan hidup. Dalam segala hubungan manusia satu sama lain, harus ada rasa persaudaraan".
Ki Hajar Dewantoro sebagai salah satu tokoh penting pendidikan Indonesia menyinggung tentang sikap beradab.
Bagi beliau "Pancasila menjelaskan serta menegaskan corak warana dan watak rakyat kita sebagai bangsa yang beradab, berkebudayaan, bangsa yang menginsyafi keluhuran dan kehalusan hidup manusia.
Tak hanya itu juga sanggup menyesuaikan hidup kebangsaannya dengan dasar kemanusiaan yang universal, meliputi seluruh alam kemanusiaan seluas-luasnya, begitu pun dalam konsep kenegaraan"
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah bagian dari imajinasi yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa ini.
Inilah kenapa kita haruslah terus melihat dan menjelaskan diri kita sendiri di masa sekarang juga di masa depan yang belum kita jalani.
Dengan begitu kita akan selalu bisa menempatkan diri untuk melek kewajiban kita sebagai warga negara.
Fokus pada apa yang bisa kita berikan pada bangsa dan negara kita di masa kini dan tentunya di masa yang akan datang.
Pertanyaan: |
Kenapa revolusi kemerdekaan jadi bagian dari revolusi terhadap kemanusiaan? |
Petunjuk, cek lagi halaman 2. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar