Tetapi, peneliti juga menemukan hal yang menarik, di mana 17 persen dari total spesies yang dimangsa kucing adalah spesies yang menjadi perhatian konservasi.
Hewan berbulu ini diketahui telah memakan spesies yang sekarang sudah punah di alam liar, seperti burung puyuh Selandia baru.
Dampaknya pada satwa liar ini memicu perdebatan di Selandia Baru, di mana ada kampanye untuk memberantas kucing.
Sementara itu, di Australia, kucing diperkirakan memangsa lebih dari 300 juta hewan setiap tahun, sehingga konservasi menyerukan agar kucing dipelihara di rumah.
Apa dampaknya bagi satwa liar?
Kids, perburuan kucing dapat memicu masalah khusus bagi populasi burung yang rentan dan terbatas, apalgi burung yang bersarang di tempat rendah dan tinggi.
Hal inilah yang menjadi maslaah bagi burung yang berevolusi di pulau-pulau yang tak memiliki predator darat secara alami.
"Memasang lonceng pada kalung yang bisa dilepas dengan cepat dan membiarkan kucing di dalam rumah semalaman adalah cara sederhana untuk mengurangi jumlah burung liar dan satwa liar lain yang mereka tangkap," ungkap juru bicara dari Royal Society for the Protection of Birds (RSPB).
Kemudian, Mike Tomes dari British Trust for Ornithology mengatakan bahwa penelitian memberi wawasan tentang dampak kucing liar terhadap satwa liar.
"Studi menyoroti bidang yang menjadi perhatian khusus seperti dampak kucing terhadap populasi pulau yang dapat membantu tindakan konservasi yang tepat," katanya.
Jadi, itu dia penjelasan tentang kucing domestik yang bisa berburu lebih dari 2.000 spesies di muka Bumi.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar