GridKids.id - Pada pembahasan materi Bahasa Indonesia kelas XI kita akan belajar teks drama.
Teks drama merupakan istilah yang mengandung makna yang luas, Kids.
Berdasarkan genre, teks drama memiliki dua bentuk, yaitu drama naskah dan drama pentas. Ketika menyebut istilah teks drama, berarti merujuk kepada dua bentuk tersebut.
Kali ini, kamu akan menjawab soal yang ada di halaman 218, Bab 7, Bahasa Indonesia kelas XI, Kurikulum Merdeka.
Soalnya berdasarkan teks drama berjudul "Game Kehidupan" karya Rahmah Purwahida.
Jawaban nantinya dapat kamu jadikan sebagai referensi, karena setiap individu memiliki jawaban yang berbeda-beda.
Simak pembahasan soalnya berikut ini!
Latihan
Bacalah teks drama “Game Kehidupan” karya Rahmah Purwahida. Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Bagian mana yang kalian hargai sebagai kelebihan atau kekuatan drama naskah?
Jawaban:
Baca Juga: Jawab Pertanyaan Membaca Teks Drama, Bahasa Indonesia Kelas XI
Kelebihan atau kekuatan drama naskah ini ada pada bagian amanat yang menyadarkan kita bahwa ketika tergila-gila pada game dan membuang-buang waktu bermain game dengan mengorbankan perasaan Ibu.
Hal tersebut seharusnya disadari, jangan sampai game menjadi game kehidupan yang hancur.
2. Apa yang menarik perhatian kalian setelah selesai membaca drama naskah?
Jawaban:
Bagian akhir drama naskah yang mengejutkan.
3. Apa yang paling berkesan bagi kalian setelah selesai membaca drama naskah ?
Jawaban:
Amanat yang dapat dipetik dari drama naskah ini.
4. Bagaimana perasaan kalian setelah selesai membaca drama naskah?
Jawaban:
Sedih, karena Ibu meninggal dan kesal kepada Gogo. Perbuatan Gogo tidak patut ditiru.
Baca Juga: Jawab Pertanyaan Teks Novel
Jadi, itu dia pembahasan soal berdasarkan teks drama berjudul "Game Kehidupan" karya Rahmah Purwahida.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar