GridKids.id - Siapa nih di antara kamu yang punya cita-cita sebagai astronaut ketika besar nanti?
Astronaut adalah orang yang menjalani latihan dari program penerbangan antariksa manusia untuk memimpin, menerbangkan pesawat, atau pesawat antariksa.
Para astronaut yang akan melakukan misi ke ruang angkasa harus mengikuti pelatihan supaya bisa bertahan hidup jauh dari planet Bumi.
Kehidupan di Bumi tentunya enggak sama dengan tempat penelitian para astronaut, Kids.
Dari segi gravitasi dan pergerakan mereka enggak leluasa seperti kebiasaan yang umum dilakukan ketika mereka ada di Bumi.
Situasi yang berbeda ini berdampak pada cara kerja tubuh astronaut ini, Kids.
Astronaut yang melakukan misi ruang angkasa selama beberapa waktu akan mengalami pelemahan otot dan tulang sekembalinya mereka ke Bumi, Kids.
Gravitasi di dalam pesawat ruang angkasa yang menjadi rumah bagi para astronaut memiliki gravitasi yang lebih kecil ketimbang yang biasa dirasakan manusia ketika berada di Bumi.
Gravitasi yang kecil ini dikenal dengan istilah mikrogravitasi membuat para astronaut akan melayang seolah tubuhnya sangat ringan, Kids.
Tak hanya tubuh mereka yang enggak menapak ke permukaan ruang yang mereka tempati, berbagai benda yang mereka gunakan untuk beraktivitas juga terpengaruh mikrogravitasi ini.
Lalu, apa yang akan terjadi pada para astronaut ketika mereka kembali ke Bumi setelah melakukan misi ruang angkasa?
Baca Juga: Bisakah Astronaut Bertahan Hidup Tanpa Baju Astronaut Ketika Melakukan Misi Ruang Angkasa?
Mikrogravitasi dan Pengaruhnya Pada Tubuh Astronaut
Selama berada di ruang angkasa, tubuh astronaut enggak bekerja keras karena gravitasi memudahkan segala hal mengambang di udara.
Astronaut perlu melakukan fitness khusus supaya tulang dan otot mereka tetap kuat sampai mereka pulang ke Bumi nantinya.
Tanpa rangkaian fitness khusus, astronaut bisa kehilangan sampai 40% massa ototnya dalam waktu beberapa bulan berada di misi ruang angkasa ini.
Meski telah diupayakan dengan fitness khusus, otot dan tulang astronaut yang kembali dari misi ruang angkasa akan tetap lebih lemah sebelum mereka berangkat ke ruang angkasa.
Situasi inilah yang membuat para astronaut akan susah berjalan ketika pulang ke Bumi.
Tiap bulan selama astronaut berada di ruang angkasa dengan gaya mikrogravitasi menyebabkan 1% kepadatan tulang berkurang.
Jika sudah begini bagian dalam tulang spons jadi lebih rapuh dan lebih mudah patah.
Ada istilah ilmiah yang menggambarkan kondisi pengeroposan tulang dan otot yang dialami astronaut yaitu space osteopenoa.
Selain otot dan tulang jadi keropos, tulang para astronaut akan bertumbuh lebih tinggi, Kids.
Tulang belakang manusia mengembang dan berubah melar tanpa adanya tekanan gravitasi yang terjadi secara terus menerus.
Baca Juga: Apa yang Membuat Astronaut Enggak Bisa Mendarat di Planet Saturnus?
Menurut penelitian ilmiah, astronaut tumbuh lebih tinggi 3% ketika berada di ruang angkasa.
Uniknya, perubahan tinggi badan ini akan menghilang beberapa bulan setelah astronaut kembali pulang ke Bumi.
Ketika berada di Bumi, tubuh manusia bergantung ke gravitasi untuk membantu darah dan cairan dalam tubuh bersirkulasi lewat organ dan jaringan tubuh.
Sedangkan gaya mikrogravitasi di ruang angkasa mempengaruhi aliran darah didorong ke atas ke bagian atas tubuh yang bisa mengapung tanpa ditarik lagi.
Hal ini memengaruhi tubuh astronaut jadi membengkak dan bagian kaki jadi mengecail.
Darah juga menekan saraf mata dan memengaruhi penglihatan mereka.
Inilah kenapa astronaut harus selalu menggunakan pakaian astronaut supaya bisa bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup yang berbeda dengan kondisi di Bumi.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar