GridKids.id - Kids, dalam artikel kali ini kita akan membahas cerita hikayat.
Simak pengertian, ciri-ciri dan contoh dari cerita hikayat, yuk!
Cerita hikayat adalah jenis cerita naratif atau dongeng yang berasal dari tradisi lisan dan tertulis dalam bahasa Melayu.
Hikayat sering mengisahkan kisah-kisah tentang pahlawan, petualangan, atau peristiwa luar biasa yang sarat akan nilai-nilai moral dan kebijaksanaan.
1. Latar Belakang Sejarah atau Budaya: Cerita hikayat sering kali berlatar belakang pada masa lampau atau berhubungan dengan budaya dan tradisi tertentu.
2. Tokoh Pahlawan atau Makhluk Fantastis: Cerita hikayat cenderung memiliki tokoh utama yang merupakan pahlawan yang menghadapi berbagai tantangan atau makhluk fantastis.
3. Kekuatan Moral dan Nilai-Nilai Kebajikan: Cerita hikayat mengandung pesan moral dan mengajarkan kebajikan kepada pembacanya. Contohnya, keberanian, kejujuran, dan kesetiaan.
4. Gaya Bahasa yang Khas: Cerita hikayat sering menggunakan bahasa yang khas dan bersajak, menambahkan keindahan dalam penyampaiannya.
5. Menggunakan Istilah Klasik: Cerita hikayat dapat menggunakan istilah atau frasa klasik yang mungkin tidak sering digunakan dalam bahasa sehari-hari.
Baca Juga: Jawab Pertanyaan Teks 'Hikayat Si Miskin', Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA
1. Abu Nawas dan Lalat
Suatu hari, Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.
Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.
Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.
Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam. Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.
Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.
“Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.
“Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.
Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu. Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.
Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur karenanya.
Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya. Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.
2. Antu Ayek
Teks hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.
Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang keluarga Bujang Juandan.
Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.
Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.
Akhirnya, di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.
Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.
Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.
3. Hikayat Bunga Kemuning
Alkisah, seorang raja yang bijaksana memiliki 10 orang putri yang sangat cantik.
Sayangnya, sang istri meninggal saat melahirkan putri bungsunya, Putri Kuning.
Suatu hari, Sang Raja hendak pergi keluar kota untuk beberapa saat dan menanyakan oleh-oleh apa yang diinginkan saat sang raja pulang.Sembilan putrinya meminta hadiah mewah, seperti perhiasan, kain sutra, dan lain-lain.
Namun, Putri Kuning hanya meminta sang ayah agar pulang dalam keadaan sehat.
Saat sang ayah pergi, kesembilan putrinya hanya bersenang-senang dan meminta pelayan melayaninya secara seenaknya.
Akibat perbuatan sembilan kakaknya, taman kesayangan Sang Raja menjadi kotor.
Putri Kuning yang berinisiatif membersihkan taman pun diledek oleh kakak-kakaknya dan menyebutnya sebagai “pelayan baru”.
Akhirnya, saat Sang Raja pulang, dia memberikan hadiah berupa kalung berwarna hijau yang sangat cantik.
Putri Hijau yang merasa iri, akhirnya menghasut saudari-saudarinya untuk mencuri kalung itu.
Namun, saat merebut kalung itu, mereka tidak sengaja memukul kepala Putri Kuning hingga meninggal dunia.
Untuk menutupi perbuatannya tersebut, kesembilan putri mengubur Putri Kuning di taman.
Raja yang terus mencari Putri Kuning akhirnya menemukan keanehan di taman.
Di taman itu, tumbuh sebuah bunga berwarna kuning dan memunculkan aroma harum.
Akhirnya, Raja merawat bunga itu dan menamainya sebagai Bunga Kemuning.
4. Tiga Pengembara Lapar
Dikisahkan, tiga orang pengembara yaitu Buyung, Kendi, dan Awang, sedang dalam pengembaraan.
Ketika tiba di sebuah hutan, perut mereka sangat kelaparan tetapi perbekalan mereka sudah habis.
Dalam keadaan lapar, Kendi dan Buyung pun sesumbar bahwa mereka bisa menghabiskan nasi sekawah dan 10 ekor ayam seorang diri dalam keadaan seperti ini.
Namun, tidak seperti teman-temannya, Awang hanya mengharapkan sepiring nasi dan lauk yang cukup untuk mengisi perutnya.
Tidak disangka-sangka, mereka menemukan sebuah pohon ara ajaib yang mendengarkan permintaan mereka.
Kemudian, pohon itu menggugurkan tiga daun yang setiap lembarnya berubah menjadi makanan yang mereka inginkan.
Setelah mendapat makanan secukupnya, Awang pun berhenti makan, tetapi dua sahabatnya itu masih melanjutkan makan.
Kendi dan Buyung akhirnya berhenti karena merasa kekenyangan karena tidak sanggup menghabiskan makanan yang mereka minta.
Akhirnya, nasi yang tidak termakan itu marah lalu menggigit tubuh Kendi.
Kemudian, Buyung yang hanya dapat menghabiskan satu ekor ayam saja, membuang sisa sembilan ekor ayam ke semak-semak.
Tanpa diduga, ayam-ayam itu kemudian menyerangnya. Awang hanya bisa terdiam melihat sahabat-sahabatnya tewas mengenaskan.
5. Kerajaan Dua Abu
Kerajaan Gandalika merupakan sebuah negeri yang teramat indah memesona. Negeri subur makmur, masyarakatnya hidup dengan aman dan tenteram.
Kerajaan ini diperintah oleh seorang raja yang bernama Raja Baharuddin.
Beliau mempunyai istri yang cantik jelita, Permaisuri Salikah. Raja Baharuddin adalah seorang raja gagah perkasa.
Sahabat maupun musuh-musuh kerajaan sangat menghormatinya. Ayunan pedangnya membuat hati mereka bergetar hebat.
Mata Raja Baharuddin seperti elang yang menjaga sarang anak-anaknya dari gangguan musuh. Kakinya bagaikan kijang emas yang menjadi incaran pemburu, kuat, cepat, lincah, dan bergelora seperti aliran air dari hutan menuju muara.
Salah satu kekurangannya adalah belum mempunyai keturunan, permaisurinya belum melahirkan putra.
Telah lama Permaisuri Salikah menikah dengan Raja Baharuddin, tetapi mereka masih belum mempunyai keturunan. Permaisuri menjadi bersedih hati.
Pada suatu malam Raja Baharuddin terbangun. Setelah selesai shalat tahajud beliau berdoa agar diberi putra.
Ia duduk bersujud menahan air mata, mencoba mengingat dosa apa yang pernah diperbuatnya sehingga Allah menghukumnya.
Apapun resiko akan diterimanya agar memiliki putra. Dalam doanya, “Wahai Zat Yang Maha Adil, hamba bersujud dalam air mata memohon belas kasihMu.
Malangnya nasib hamba-Mu ini apabila tidak mempunyai keturunan sama sekali. Apakah kekurangan hamba-Mu ini sehingga Gandalika terancam tidak mempunyai seorang pewaris?
Hamba mohon, sudilah kiranya Engkau memberi putra agar hamba dapat mewariskan kerajaan ini kepadanya.”
Tiba-tiba dari semua arah tempat ia berdoa terdengar satu suara menggelegar, “Aku akan memberimu keturunan.
Pergilah kau ke suatu desa di pinggir hutan dan bagikan kepada warganya sedekah berupa apa saja. Salah satu dari mereka akan mendoakanmu dan Aku akan mengabulkan doanya.”
Baca Juga: Jawab Pertanyaan Mengidentifikasi Kemungkinan Teks Prosedur, Materi Bahasa Indonesia Kelas XI
Kesimpulan
Cerita hikayat adalah warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai dan pelajaran penting.
Dengan membaca dan memahami cerita hikayat, kita dapat memetik hikmah yang berharga untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Regina Pasys |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar