Mbaru Niang terletak di atas gunung yang kecepatan anginnya tinggi dan ternyata struktur bangunannya sangat kokoh jika diterpa angin.
Berdasarkan penelitian, struktur bangunan Mbaru Niang memiliki ketahanan tinggi terhadap angin karena bangunan punya struktur yang terpisah di dalamnya.
Sistem struktur sendi dan jepit bisa mengurangi goyangan dari terpaan angin.
Sistem ikat di bangunan itu bisa membuat tiap sambungan lebih fleksibel meski enggak menggunakan paku bangunan.
Menurut antropolog Belanda, Catherine Allerton yang melakukn penelitian etnografi selama dua tahun di Wae Rebo, lanskap kampung adatnya punya makna bagi penduduk Wae Rebo.
Orang Wae Rebo percaya bahwa ada aspek bendawi dan non-bendawi.
Berbeda dengan arsitek, antropolog seperti Catherine Allerton melihat rumah bukan dari bentuk tapi maknanya bagi praktik kehidupan sehari-hari.
Rumah menjadi tempat untuk manusia dan roh leluhur.
Sama halnya seperti Mbaru Niang bagi orang Wae Rebo yang jadi simbol seorang ibu yang mengayomi dan melindungi penghuninya.
Terdapat tujuh Mbaru Niang, salah satunya adalah Compang yang jadi tempat paling sakral dan berfungsi jadi tempat ritual pemujaan dan persembahan pada Mori Kraeng (Tuhan) dan leluhur orang Wae Rebo.
Pertanyaan: |
Apakah fungsi Lobo pada rumah adat Mbaru Niang? |
Petunjuk, cek lagi halaman 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar