Tujuan dilakukan Rebo Wekasan guna untuk menolak bencana dan sekaligus sebagai wujud rasa syukur.
Biasanya kegiatan ini dilakukan dengan berdoa, salat sunnah, dan bersedekah.
Daerah yang mengenal dan melakukan tradisi ini mayoritas adalah daerah pesisiran yang dikenal lebih dulu, kuat, dan kosmopolit keislamannya dibanding daerah pedalaman Jawa.
Sejarah Tradisi Rabu Wekasan
Asal mula rebo wekasan berawal dari penyebaran Islam di Indonesia.
Kala itu masyarakat Jawa meyakini hari Rabu terakhir pada Bulan Safar merupakan hari naas dari kepercayaan lama kaum Yahudi.
Kemudian, pada Bulan Safar tahun 1602, beredar kabar rencana penjajahan Belanda di Jawa.
Lalu masyarakat melaksanakan serangkaian ritual menolak kedatangan penjajah tersebut.
Ritual tersebut berkembang menjadi tradisi Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan.
Selain itu, Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan berhubungan erat dengan penyebaran agama Islam di Indonesia.
Berbagai tradisi Rebo Wekasan di Indonesia
1. Yogyakarta
Baca Juga: Tak Lekang oleh Waktu, 4 Kebudayaan Tradisional Jepang Ini Masih Ada Sampai Sekarang
Rebo Wekasan dikenal juga sebagai Rebo Pungkasan oleh Masyarakat Desa Wonokromo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Konon, hari Rabu terakhir bulan Safar merupakan hari pertemuan antara Sri Sultan Hambengkubuwono (HB) I dengan Mbah Kiai Faqih Usman.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar