Hal ini menjadi kali pertama peneliti berhasil membuktikan bahwa kucing memiliki mekanisme molekuler lengkap untuk mendeteksi rasa umami.
Tetapi, ketika dibandingkan dengan urutan protein yang dihasilkan oleh gen-gen tersebut pada manusia, ada perbedaan yang mencolok.
Perbedaan ini adalah dua lokasi penting yang memungkinkan reseptor manusia berinteraksi dengan asam glutamat dan aspartat, dua asam amino utama yang memicu sensasi umami pada manusia, mengalami mutasi pada kucing.
Untuk mengecek kembali, McGrane dan timnya melakukan rekayasa sel untuk mengaktifkan reseptor umami kucing di permukaannya.
Selanjutnya, mereka mengekspos sel tersebut dengan berbagai jenis asam amino dan nukleotida.
Hasilnya, sel-sel tersebut memang memberikan respons terhadap umami, tetapi dengan perbedaan cara.
Pada kucing, nukleotida yang memicu aktivasi reseptor, dan asam amino justru meningkatkan respons tersebut.
Dalam percobaan tersebut, mereka memberi dua mangkuk air kepada kucing tersebut. Mangkuk pertama berisi kombinasi asam amino dan nukleotida, dan mangkuk kedua berisi air tanpa tambahan apa pun.
Hasil menunjukkan bahwa kucing tersebut memilih mangkuk yang mengandung makanan kaya rasa umami.
Jadi, rasa inilah yang menjadi faktor utama yang mendorong prioritas kucing terhadap makanan, Kids.
Baca Juga: 10 Fakta Ilmiah Miacis, Nenek Moyang Kucing yang Hidup 50 Juta Tahun Lalu
Kucing juga lebih suka mangkuk yang mengandung histidin dan inosin monofosfat yaitu senyawa umum pada ikan tuna.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar