GridKids.id - Halo, Kids, kembali lagi dengan GridKids untuk membahas materi Belajar dari Rumah (BDR) Sejarah XI SMA.
Artikel GridKids kali ini akan kembali mengajakmu melihat akhir dari era kolonialisme di Indonesia, nih, Kids.
Setelah Belanda menyerah kepada Jepang maka Hindia Belanda otomatis berada di bawah pendudukan Jepang.
Perjanjian Kalijati merupakan hasil perundingan antara Belanda dan Jepang yang ditandatangani pada 8 Maret 1942.
Perjanjian itu ditandatangai di sebuah rumah dinas milik perwira staf Sekolah Penerbangan Hindia Belanda di daerah Lanud Kalijati, Subang, Jawa Barat.
Isi dari perundingannya adalah bukti bersejarah dari berakhirnya era pemerintahan kolonial Belanda di Nusantara dan digantikan dengan pendudukan militer Jepang.
Nah, kali ini kamu akan diajak membahas bersama apa yang membuat Belanda menyerah kalah kepada Jepang setelah lama menjajah nusantara?
Akhir Pemerintahan Belanda di Hindia Belanda
Pada 6 Maret 1942, serangan terakhir Belanda pada Jepang terjadi di Jawa Barat.
Panglima perang Angkatan Darat Belanda, Jenderal Ter Poorten memberikan arahan pada komandan pertahanan di Bandung, Mayjend. J.J. Pesman supaya enggak melakukan peperangan di Bandung.
Hal ini disebabkan karena Bandung sudah banyak terdapat penduduk sipil termasuk perempuan dan anak-anak kecil.
Baca Juga: Akhir Era Kolonial Hindia Belanda : Wabah dan Penyakit di Nusantara, Sejarah XI SMA
Jika peperangan sampai pecah di sana, maka akan banyak korban sipil yang menjadi korban.
Karena hal itu Letnan Jenderal Ter Poorten melakukan perundingan dengan Jepang.
Singkatnya, di 7 Maret 1942, tentara Jepang berhasil menguasai Lembang dan memaksa KNIL melakukan gencatan senjata.
Mayjen. JJ Pesman akhirnya mengutus perwakilannya ke Lembang untuk berunding dengan Jepang.
Pada 8 Maret 1942, Jenderal Imamura meminta supaya perundingannya dilakukan bersama Gubjen Tjarda van Starkenborgh Stachouwer di Kalijati, Subang.
Letjen Ter Poorten menyarankan supaya Gubjen Tjarda menolak usulan Jenderal Imamura itu.
Penolakan atas usulannya membuat sang Jenderal marah besar dan memberi ultimatum akan membumihanguskan Bandung dengan bom di pagi hari jika para petinggi Belanda enggak datang ke Kalijati pada 8 Maret 1942 pukul 10.00 pagi.
Jepang juga sudah menyiapkan banyak pesawat pengebom di Landasan Udara Kalijati.
Hal ini membuat Belanda menyadari situasi makin mengkhawatirkan, sehingga para petinggi Belanda akhirnya setuju untuk melakukan perundingan itu.
Namun, utusan yang dikirim Belanda ditolak oleh Panglima Jenderal Imamura yang ingin bicara langsung dengan Panglima Tentara Belanda atau Gubernur Jenderalnya.
Dari transkrip percakapan dalam perundingan Kalijati itu diketahui bahwa pihak Belanda keberatan menyerahkan kekuasaannya di Nusantara karena wewenang penuh ada di tangan Ratu Wilhelmina.
Baca Juga: Akhir Era Kolonial: Great Depression, Terjadinya Krisis Ekonomi Global, Sejarah XI SMA
Sedangkan, Jepang hanya mengungkap ada dua pilihan yang mereka bisa berikan, perang atau menyerah.
Akhirnya para pemimpin Belanda mau menandatangani dokumen kapitulasi atau penyerahan tanpa syarat pemerintahan Hindia Belanda pada pemerintah Jepang.
Pertanyaan: |
Siapa nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda ketika Militer Jepang masuk ke Hindia Belanda? |
Petunjuk, cek lagi halaman 2. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar