Nenek Moyang Paus adalah Hewan Darat
Mungkin kamu sering berpikir bagaimana bisa paus, mamalia air bisa bernapas di dalam air menggunakan paru-parunya.
Tentu sama halnya seperti manusia, paus yang punya ukuran tubuh luar biasa besar akan naik ke permukaan untuk mengambil napas dan melepaskan karbon dioksida sebelum kembali ke lautan yang dalam dan gelap.
Dari temuan paus prasejarah tertua dari 53 juta tahun lalu yang ditemukan di situs-situs Himalaya, diceritakan tentang tahapan evolusi kehidupan hewan darat menjadi hewan air.
Berbeda dengan paus yang kita kenal hari ini, Pakicetus sama sekali enggak akuatik dan punya pergelangan kaki khas hewan darat yang pandai berlari.
Temuan ini menunjukkan kalau nenek moyang paus ini turun ke air ketika ada bahaya yang mengintai mereka di daratan.
Bentuk gigi Pakicetus menunjukkan bahwa hewan ini adalah karnivora seperti paus modern yang kita kenali hari ini, Kids.
Ketika akan melahirkan dan mencari makan, maka Pakicetus akan pergi dan keluar dari air menuju ke daratan.
Dulunya nenek moyang paus mencari mangsa berupa vegetasi air hingga invertebrata, namun seiring waktu makanannya berubah jadi ikan-ikan kecil hingga krill seperti makanan paus yang kita kenal hari ini.
Menurut seorang dosen Biologi dari Universitas Keele, Inggris seperti yang dimuat dalam The Conversation, Bapak Jan Hoole, ribuan tahun setelah peralihan habitat dari darat ke air itu tulang panggul paus lepas dari tulang belakang sebagai bentuk adaptasi agar pergerakannya dalam air jadi lebih efisien.
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Paus Orca, Predator Pemburu yang Memangsa Sesama Paus
Tungkai bagian depannya perlahan berubah jadi sirip, sedangkan tungkai belakang makin menyusut bahkan hilang karena enggak difungsikan lagi.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | mongabay.co.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar