Memasuki abad ke-19, Maluku yang telah sejak lama menjadi rebutan bangsa Eropa karena rempah-rempahnya mulai melawan penjajah karena enggak ingin Belanda kembali menguasai wilayah mereka.
Ketika Inggris berkuasa di Hindia Belanda, praktik monopoli dan kerja rodi enggak diterapkan tapi setelah penandatanganan Traktat London di 1817, Belanda kembali memberlakukan monopoli cengkeh dan kerja rodi.
Hal ini mendorong banyak pemuda Maluku yang dipaksa menjadi tentara untuk bertugas di Pulau Jawa, Kids.
Kapitan Pattimura dan Martha Christina Tiahahu adalah dua tokoh perlawanan terhadap kolonialisme di Maluku.
Sering sekali kedua tokoh ini terlibat pertempuran hebat dan berhasil menguasai Benteng Duurstede milik Belanda.
Meski begitu heroik, perjuangannya harus berakhir setelah akhirnya Belanda berhasil melumpuhkan dan menangkap keduanya.
b. Jawa
Rakyat Jawa Tengah dan Jawa Timur terlibat dalam perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro di 1825-1830.
Belanda mengakui bahwa Perang Jawa adalah salah satu perang paling sulit, rumit, dan menguras keuangan Belanda.
Perang ini bahkan bisa mendorong kebijakan tanam paksa di paruh kedua abad-19, Kids.
Banyak dukungan untuk Pangeran Diponegoro untuk melakukan perlawanan ini, mulai dari para ulama, istana dan segenap rakyat Yogyakarta.
Baca Juga: Sejarah Perang Diponegoro pada Masa Kolonial Belanda, Materi IPS Kelas 8
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar