GridKids.id - Sungai Nil merupakan sungai purba dan terpanjang di dunia yang panjangnya mencapai 6.650 kilometer.
Sungai Nil menjadi sumber air utama bagi dua negara di Afrika, yakni Mesir dan Sudan.
Nah, sumber terbesar Sungai Nil berasal dari Danau Victoria dan merupakan danau terluas di Afrika.
Aliran Sungai Nil banyak dimanfaatkan untuk pembuatan saluran irigasi, waduk, dan terusan.
Sungai Nil memiliki peran penting dalam pengembangan peradaban kuno di Mesir lo, Kids.
Selain Mesir, ada beberapa negara yang dilalui oleh Sungai Nil, yaitu Sudan, Ethiopia, Uganda, Burundi, Tanzania, Kenya, dan Republik Domestik Kongo.
Sungai Nil memiliki tiga anak sungai, yaitu Nil Biru, Nil Kuning, dan Nil Putih. Nil Biru dikenal dengan Sungai Nil Bawah yang akan banjir selama musim panas.
Sementara Sungai Nil Putih ialah anak sungai lainnya yang alirannya dimulai dari Danau Victoria.
Uniknya jumlah air Nil Putih akan tetap stabil sepanjang tahun. Diketahui anak Sungai Nil Kuning saat ini sudah mengering.
Tahukah kamu? Setiap tahunnya Sungai Nil meluap dan menyebabkan banjir yang mengendapkan lumpur subur di sekitarnya.
Banjir lumpur ini membantu masyarakat Mesir Kuno dalam mengembangkan pertanian mereka dan menjadi dasar kekayaan dan kemakmuran mereka.
Baca Juga: 15 Fakta Menarik Sungai Nil, Sungai Purba yang Dianggap Perwujudan Dewa Hapi
Lalu, apa yang dilakukan petani Mesir Kuno saat Sungai Nil banjir? Simak informasi di bawah ini untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh petani Mesir Kuno saat Sungai Nil banjir.
Apa yang Dilakukan Petani Mesir Kuno saat Sungai Nil Banjir?
Sungai Nil memiliki musim banjir yang sangat bisa diperkirakan, tetapi kedalaman genangannya bervariasi.
Banjir yang tinggi bisa menghancurkan pemukiman, sementara banjir yang rendah mengurangi hasil panen dan menyebabkan kelaparan.
Orang Mesir kuno mengembangkan metode untuk mengukur tingkat banjir Sungai Nil, karena panen dan mata pencaharian mereka bergantung pada aliran sungai tahunan.
Nilometer adalah metode yang merekam tingkat banjir melalui tanda-tanda di tepi sungai, di sepanjang tangga menuju sungai, di tiang batu atau di sumur air.
Nah, diketahui pengukuran ini digunakan dalam memperkirakan hasil panen dan pajak ya, Kids.
Melansir dari sciencing.com, seorang petani Mesir bisa beristirahat selama periode banjir karena dia enggak bisa menanam atau memanen.
Namun, pada masa itu para penguasa Mesir memungut pajak berdasarkan ukuran ladang petani dan hasil panennya.
Baik selama dan setelah banjir, para petani direkrut menjadi kerja paksa sebagai cara untuk membayar pajak mereka.
Baca Juga: 9 Negara yang Dilalui Sungai Nil serta Fakta Menariknya, Sudah Tahu?
Mereka menggali dan mengeruk kanal yang dibangun untuk mengendalikan air banjir atau untuk mengurangi kekeringan.
Mereka juga harus menyiapkan ladang untuk ditanami ya, Kids.
Sementara bagi petani subsisten, petani yang hanya memiliki lahan kecil yang menggarap tanah milik pengusaha kaya Mesir, mereka hanya bisa membayar pajak melalui kerja paksa selama musim banjir.
Itulah informasi tentang apa yang dilakukan petani Mesir Kuno saat Sungai Nil banjir.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Sciencing.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar