Memang tak semua penulis melakukan hal ini, tapi disarankan bagi pemula membuat kerangka tulisan akan mempermudah kamu untuk membuat tulisan yang runtut selain itu menjadi rapih.
Meski memilki ide dan tema yang bagus, namun tak didukung alur tulisan yang runtut tapi hal itu tak akan membuat tulisan menarik untuk dibaca
4. Menulis
Selain membuat outline, yang tak kalah penting adalah realisasi penulisannya.
Tanpa realisasi penulisannya, outline hanya tinggal outline, tentu saja tidak laku “dijual” ke penerbit manapun jika hanya menerbitkan outline saja.
Carilah waktu untuk menulis. Menulis bisa dilakukan secara rutin dengan meluangkan waktu setiap harinya.
Tak memungkiri akan banyak hambatan, akan tetapi atasilah hambatan itu, sehingga kamu bisa menyelesaikan tulisan tersebut.
Nantinya tanpa disadari kamu akan memilki kebiasaan menulis dan menikmatinya.
5. Membaca kembali tulisanmu
Nah, sangat penting sekali untuk membaca kembali membaca tulisanmu.
Kamu jangan terlalu terburu-buru mengirimkan tulisanmu ke penerbit. Kamu bisa koreksi terlebih dahulu, terus ulang kembali membaca tulisanmu.
Baca Juga: Buku Fiksi dan Non Fiksi: Pengertian, Perbedaan dan Cirinya
Revisi kembali apabila terdapat kesalahan, termasuk kesalahan ketik, gramatika, tata bahasa, dan lain sebagainya.
Pokoknya, pastikan bahwa tulisan yang kamu kirimkan adalah yang terbaik, karena kamu akan dinilai berdasar pada apa yang kamu kirimkan.
6. Mengirimkannya ke penerbit atau menerbitkannya sendiri
Dalam sebuah tahapan terakhir menulis adalah mengirimkannya ke penerbit yang bisa mencetak buku kita.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar