GridKids.id - Kids, apakah kamu pernah berpikir ikan bisa merasakan sakit seperti manusia?
Ya, mungkin kita tak pernah tahu bagaimana kondisi ikan dalam dunianya.
Interaksi manusia dengan ikan sangat minim karena lokasi hidup yang berbeda.
Dunia ikan yang terpisah dengan dunia manusia itu membuat sangat sedikit pemahaman tentang apa yang ikan rasakan atau enggak.
Mengutip ahli ekologi kelautan dari Stony Brook University, New York, Amerika Serikat dalam sebuah artikel yang dimuat The Guardian, bahwa tak ada satupun yang dapat menjelasakan rasa sakit pada ikan.
Ada yang beranggapan bahwa ikan bisa merasakan sakit, sedangkan ada pendapat lainnya bahwa ikan tak pernah merasakan sakit.
Dilansir dari laman Discover Magazine, sejumlah ilmuwan menemukan bahwa ikan memiliki nociceptor, reseptor sensorik yang disebut sebagai reseptor rasa sakit.
Reseptor ini akan bereaksi terhadap kepekaan yang berbahaya, seperti mata kail yang menembus bibir ikan.
Namun meski ikan memilki nociceptor, hal itu tak cukup memastikan sensasi rasa sakit pada ikan.
Pada studi tahun 2010, para ilmuwan berpendapat untuk mengalami sensasi rasa sakit hewan harus memiliki neokorteks.
Neokorteks merupakan bagian otak yang memproses fungsi-fungsi tingkat tinggi seperti kognisi dan persepsi.
Sayangnya, ikan tak memiliki bagian ini. Neokorteks hanya terdapat pada mamalia sehingga berdasarkan studi ini para peneliti menyimpulkan ikan tak merasakan sakit.
Baca Juga: 5 Peran Penting Ikan dalam Ekosistem serta Ciri-cirinya, Apa Saja?
Hanya saja, menurut Jonathan Balcombe dalam bukunya What a Fish Knows: The Inner Lives of Our Underwater Cousins, burung yang dianggap memiliki kesadaran juga tak memiliki neokorteks.
Hal tersebut memunculkan pendapat neokorteks tak dibutuhkan untuk merasa sakit.
Meskipun ikan tak mempunyai neokorteks, tetapi mereka memiliki pallium.
Balcombe, seorang ilmuwan peneliti tingkah laku hewan mengungkap pallium melayani fungsi-fungsi ikan seperti neokorteks bekerja bagi mamalia.
Perilaku Ikan Saat Mengalami Rasa Sakit
Sementara itu dari melalui penelitian yang dilakukan oleh Lynne Sneddon, seorang ahli hewan yang mempelajari rasa sakit pada ikan di University of Gothenburg, Swedia.
Ia menemukan ternyata ikan memiliki nociceptor.
Pada penelitian tersebut, peneliti menyuntik mulut ikan dengan asam asetat (cuka).
Setelahnya, ikan menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan, seperti bergoyang-goyang dari sisi ke sisi, menggosok hidung mereka, dan peningkatan besar dalam membuka dan menutup insang.
Namun, saat ikan-ikan tersebut diberi pereda nyeri, gejala-gejala tersebut akan berkurang.
Kendati demikian bagi mereka yang menolak gagasan ikan merasa sakit akan menganggap perilaku gelisah ikan hanya sebagai reaksi naluri bukan karena merasa sakit.
Baca Juga: 9 Fakta Coelacanth, Spesies Ikan Purba yang Ditemukan di Perairan Sulawesi
Saat ini, hukum kesejahteraan hewan di Inggris telah mengakui kepekaan pada ikan, bersama dengan hewan vertebrata lainnya.
Yap, bahkan pada beberapa hewan tak bertulang belakang, termasuk decapod dan cephalopod.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar