Kondisi Jepang akibat Misi Persebaran Agama orang Eropa
Kamu tentu penasaran kenapa persebaran agama Kristiani sangat ditentang dan memicu Jepang melakukan sakoku (menutup diri).
Ternyata hal ini berkaitan dengan keyakinan orang Jepang tentang kultus Kaisar Jepang sebagai titisan dewa Matahari atau Dewa Amaterasu.
Di agama Kristen enggak mengenal konsep pendewaan terhadap Kaisar, sehingga kehadiran agama Kristen dianggap sebagai ancaman bagi kemurnian dan keyakinan masyarakat Jepang kala itu.
Menurut kepercayaan Shinto Jepang, Kaisar harus senantiasa dipuja, didewakan, dan disembah.
Tentunya konsepnya menjadi berlawanan dan cukup mengkhawatirkan karena dianggap bisa menggoyahkan kedudukan Kaisar di mata rakyat Jepang.
Kondisi ini akhirnya melahirkan aksi penindasan pada pemeluk Kristen di Jepang pada 1637-1638 silam.
Pemerontakan ini menyebabkan banyak korban jiwa, sehingga mendorong pemerintahan Tokugawa bergerak mengambil keputusan ekstrem untuk menutup diri.
Kala itu penduduk Jepang juga dilarang pergi ke luar negeri, ditetapkan sejak 1638 hingga 1859, kurang lebih selama 2 abad lamanya.
Banyak negara-negara Barat yang mencoba membujuk Jepang untuk kembali membuka diri, meski akhirnya sia-sia dan enggak membuat pemerintah Jepang bergeming.
Namun, akibat desakan kekuatan militer AS di bawah Komodor M.C. Perry, pada 1859 Jepang akhirnya menyerah lewat perjanjian Shimoda yang menandai berakhirnya dua abad Jepang mengisolasi dirinya dari negara luar.
Pertanyaan: |
Di wilayah mana orang-orang Belanda diperbolehkan tentang beraktivitas di Jepang? |
Petunjuk, cek lagi page 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Buku "Peradaban Jepang" karya Suparti |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar