GridKids.id - Kids, apa yang muncul dalam benakmu ketika mendengar suara tepuk tangan yang riuh?
Tepuk tangan kini dilihat sebagai bentuk apresiasi hingga komunikasi sederhana untuk memanggil orang dari jarak yang cukup jauh.
Tepuk tangan biasanya akan ditujukan bagi seseorang atau sekelompok orang yang bisa menampilkan sebuah pertunjukkan atau aksi di depan publik atau khalayak ramai dengan gemilang dan luar biasa.
Yap, tepuk tangan identik dengan apresiasi dan penghargaan, Kids.
Hal ini berkaitan erat dengan tampilan atau pertunjukkan yang dilakukan dengan sangat baik atau bahkan bentuk penghargaan atas keberanian dan upaya untuk mewujudkan pertunjukkan meski enggak sempurna.
Tahukah kamu bahwa tepuk tangan adalah sebuah aksi yang punya sejarah panjang, Kids?
Suara tepuk tangan bisa terdengar tak beraturan karena tiap orang bisa melakukannya secara bebas dan konstan.
Namun, ada juga yang melakukannya singkat dan ala kadarnya.
Di beberapa negara seperti Rusia, Norwegia, dan negara-negara Eropa Utara dan Eropa Timur punya kebiasaan melakukan tepuk tangan seirama.
Lalu, seperti apa sih sejarah tepuk tangan tanda apresiasi ini?
Yuk, simak sama-sama uraian lengkapnya di bawah ini, Kids.
Baca Juga: Kenapa Penting untuk Memahami Komunikasi Nonverbal? Ini Alasannya
Sejarah Tepuk Tangan
Kebiasaan atau aksi tepuk tangan adalah hal yang umum dan kita pahami sebagai bentuk apresiasi terhadap karya atau bakat seseorang.
Namun, tahukah kamu bahwa tepuk tangan ternyata sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, Kids?
Budaya dan kebiasaan tepuk tangan ternyata sudah dikenal pada zaman kejayaan Peradaban Romawi, lo, Kids.
Kala itu diceritakan bahwa Kaisar Heraclius (610-641 M) hendak bertemu dengan Raja Barbar.
Untuk terlihat lebih kuat dan mengintimidasi, sang Kaisar membayar para penepuk tangan untuk bertepuk tangan untuknya.
Bagi bangsa Romawi kuno, tepuk tangan menjadi bagian dari sebuah pertunjukkan publik, Kids.
Tak hanya jadi apresiasi, tepuk tangan ternyata jadi simbol ekspresi derajat dan persetujuan terhadap sesuatu, lo.
Dalam sebuah pertunjukan teater Romawi misalnya, ketika sudah penutupan, aktor atau lakon utama akan mengumandangkan sebuah kalimat yaitu "Valete et plaudite!" yang berarti "Selamat tinggal dan tepuk tangan!".
Ketika mendengarnya para penonton akan mulai bertepuk tangan dengan meriah, meski beberapa juga melakukannya demi sejumlah bayaran.
Baca Juga: Cikal Bakal Eropa Modern: Peradaban Yunani Kuno dan Romawi Kuno
Tak hanya acara komedi di televisi saat ini, ternyata istilah penonton bayaran sudah ada sejak waktu yang sangat lama, ya, Kids?
Kala itu umum untuk menyewa beberapa orang penonton untuk bertepuk tangan demi menarik perhatian dan menimbulkan kesan legiun yang kuat.
Ternyata hal ini kala itu digunakan untuk mengintimidasi lawan dan meramaikan suasana.
Tak hanya pada masa Romawi Kuno saja, hal ini juga berkembang di Prancis.
Tepuk tangan di Prancis juga terorganisir dan diatur secara profesional di bioskop-bioskop Prancis juga rumah opera.
Para penonton dibayar oleh para pemain supaya menciptakan kesan bahwa karya dan pertunjukkannya banyak disukai dan diakui oleh para penontonnya.
Nah, Kids, itulah tadi beberapa uraian tentang sejarah dan asal mula kebiasaan tepuk tangan yang umum jadi bentuk apresiasi masa kini.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar