GridKids.id - Hai, Kids, kembali lagi dengan materi Belajar dari Rumah (BDR) Bahasa Indonesia kelas 10 SMA.
Pada artikel sebelumnya kamu sudah diajak mengenal struktur dari teks anekdot dan mencoba menerapkannya setelah membaca teks anekdot berjudul "Perundungan tanda sayang".
Nah, pada artikel BDR kali ini kamu juga masih akan membahas tentang akurasi teks anekdot sebagai teks kritik terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Anekdot yang dibuat sebagai bentuk kritik enggak bisa lepas dari keakuratan sumber informasi atau fenomena yang berhasil diangkat.
Para pembacanya juga harus punya sumber informasi yang memadai supaya bisa menentukan apakah informasi yang disampaikan berupa fakta, opini, atau malah sebuah asumsi.
Dengan melakukan perbandingan terhadap beberapa informasi ini maka akan diperoleh sumber yang lebih akurat dan kredibel ketika menyampaikan sebuah kritik sosial.
Dalam buku materi bahasa Indonesia kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka Terbitan Kemdikbud hlm. 35-37 kamu diajak mencermati dua teks berita yang berkaitan dengan komik berjudul "Ponsel Mencandu" di hlm. 34.
Yuk, cermati bersama-sama teks beritanya lalu tulis perbandingan antara komik dan beritanya.
Identifikasi Perbandingan Informasi antara Komik dan Teks Berita
Informasi yang sama (Komik, Berita 1, Berita 2)
1. Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainudin, Solo, Jawa Tengah
Baca Juga: Jawab Pertanyaan Teks Anekdot 'Yang Penting Keren', Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA
2. Keterangan Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD dr. Arif Zainudin, Aliyah Himawati tentang jumlah pasien anak yang kecanduan ponsel.
3. Kecanduan ponsel membuat anak sulit lepas dari ponsel, hal ini diobati dengan pemberian obat dan pembatasan penggunaan ponsel pada anak-anak.
4. Kebiasaan penggunaan ponsel berlebihan bisa berdampak pada kondisi gangguan mental pada penggunanya.
5. Kecanduan ponsel bisa menyebabkan anak-anak atau remaja menjadi enggak bisa mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
6. Kondisi kecanduan ini bisa mengganggu aktivitas dan interaksi sehari-hari dengan lingkungan sekitarnya.
7. Terapi obat-obatan yang diberikan karena kecanduan ini bisa membantu mengatasi gangguan saraf pada orang-orang yang kecanduan.
8. Pembatasan penggunaan ponsel pada pasien yang kecanduan dilakukan untuk mengurangi dampak kecanduan ponsel yang mengganggu di kemudian hari.
Informasi yang berbeda (Komik, Berita 1, Berita 2)
1. Komik menyampaikan beberapa survey dari Tetra Pak Index 2017, 106 juta orang Indonesia menggunakan media sosial setiap hari.
85% di antaranya mengakses medsos lewat ponsel seperti facebook, twitter, dan youtube.
2. Anak-anak yang kecanduan ponsel akan malas pergi ke sekolah.
Baca Juga: Mengenal Ciri-Ciri dan Struktur Teks Anekdot, Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA
Tapi, satu-satunya alasan ke sekolah hanya sambungan wifi yang digunakan untuk melanjutkan kesukaan mereka untuk mengaktifkan sosial media atau bermain gim.
3. Kecanduan ponsel bisa membuat cairan otak atau kerja saraf tidak seimbang.
Langkah farmakoterapi atau pemberian obat yang dianggap bisa lebih cepat menyeimbangkan.
4. Proses terapi bisa dilakukan secara berkelanjutan. Tak hanya farmakoterapi tapi ada juga terapi perilaku yang harus dilanjutkn selama paling tidaknya enam bulan.
Pertanyaan: |
Teks anekdot sebagai bentuk kritik berkaitan erat dengan apa? |
Petunjuk, cek lagi page 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar