GridKids.id - Kids, pernahkah kamu mendengar tentang anjing rabies?
Rabies merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf pusat dan bisa memicu peradangan di dalam otak.
Rabies identik dengan anjing, tapi bisa juga menyerang beberapa hewan-hewan, seperti kucing, kelinci, dan binatang yang tinggal di alam liar seperti kelelawar, sigung, hingga musang.
Rabies bisa menular juga ke manusia lewat luka karena cakaran, goresan, hingga gigitan binatang yang terinfeksi virus rabies.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), ada sekitar 59.000 orang yang meninggal akibat terpapar rabies.
Hal ini menunjukkan bahwa rabies harus ditangani dengan cepat dan benar supaya enggak membahayakan nyawa seseorang, Kids.
Ketika manusia terpapar rabies, efeknya enggak akan langsung terlihat, Kids.
Biasanya akan ada jeda antara gigitan atau cakaran sebelum gejala atau fase inkubasi yang umumnya terjadi antara 4-12 minggu.
Meski begitu, ada beberapa orang yang menunjukkan reaksi dalam hitungan hari bahkan dalam jangka tahunan.
Ternyata hal itu dipengaruhi pada lokasi atau area yang terpapar luka hingga seberapa parah luka yang dialami seseorang.
Lalu, seperti apa efek dan gejala rabies pada tubuh manusia yang perlu kamu ketahui?
Baca Juga: Awas Bahaya Rabies, Ini Pertolongan Pertama saat Digigit Anjing Liar
Efek Rabies pada Tubuh Manusia
Ketika seseorang terpapar rabies maka akan muncul gejala seperti flu, yaitu demam, otot makin melemah, hingga rasa geli.
Beberapa orang mangaku ada perasaan seperti terbakar di bagian tubuh yang terkena gigitan hewan rabies.
Seiring waktu virus akan menyebar dan menjangkau sistem syaraf pusat dan mengganggu fungsi otak dan menimbulkan beberapa gejala, seperti:
a. Rabies Ganas
Rabies jenis ini mencapai 80% dari total kasus yang terjadi secara keseluruhan.
Jenis rabies ini bisa menyebabkan orang yang mengalaminya jadi mengalami berbagai gejala gangguan kesehatan, seperti:
kebingungan, kecemasan, halusinasi, kejang otot, lumpuh, hingga mengeluarkan air liur berlebihan.
Hal ini disebabkan karena otot tubuh kejang dan membuat seseorang sulit menelan, inilah yang membuat produksi air liur jadi berlebihan mirip busa.
b. Rabies Lumpuh
Rabies jenis ini termasuk yang muncul namun perlu waktu lebih lama.
Baca Juga: Banyak Terjadi, Apa yang Dimaksud dengan Zoonosis? #AkuBacaAkuTahu
Meski muncul dalam waktu yang lama, efeknya bisa sangat buruk hingga membahayakan nyawa seseorang.
Jika data WHO mengungkap bahwa 80% kasus rabies adalah rabies ganas, maka 20%nya lagi adalah rabies lumpuh.
Proses pelumpuhan otot berjalan lambat mulai dari otot sampai ke bagian tubuh yang mengalami gigitan.
Orang yang mengalami kondisi ini akan mengalami koma dan mengalami pemburukan gejala, seperti tubuh tanpa respon, gangguan tidur dengan durasi yang makin panjang, tubuh makin lumpuh.
Kondisi koma bisa berujung menyebabkan seseorang meninggal dunia karena gagal pernapasan.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | gooddoctor.co.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar