10. "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya."
11. "Dalam tangan anaklah terletak masa depan, dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan itu."
12. "Cita-cita itu ialah memperindah martabat manusia, memuliakannya, mendekatkan pada kesempurnaan."
13. "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang."
14. "Habis gelap terbitlah terang."
15. "Saat membicarakan orang lain Anda boleh saja menambahkan bumbu, tapi pastikan bumbu yang baik."
Peran Kartini dalam Pendidikan di Indonesia
Pada masa itu Kartini mendirikan sekolah khusus untuk para perempuan dan juga membangun perpustakaan bagi anak-anak perempuan.
Hal ini bertujuan agar semua perempuan bisa mendapatkan kebebasan dalam menambah pengetahuan mereka, Kids.
Upaya Kartini dalam memajukan pendidikan di Indonesia merupakan bukti kepeduliannya.
Menurut Kartini pendidikan adalah salah satu sarana yang bisa digunakan untuk membuka pikiran masyatakat ke arah yang lebih modern.
Baca Juga: Sejarah 21 April, Lahirnya R.A Kartini yang Menjadi Pelopor Kebangkitan Perempuan Indonesia
Baik laki-laki dan perempuan berkolaborasi untuk membangun sebuah bangsa.
Kartini meminta kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membantu rencananya dengan memprioritaskan pendidikan bagi perempuan dengan memberikan bantuan dana dan juga tenaga pengajar untuk kaum perempuan.
Hal ini berguna untuk meningkatkan kecerdasan serta kualitas hidup masyarakat, pendidikan, dan pelatihan untuk perempuan bumiputra harus difokuskan pada masalah praktis.
Itulah informasi tentang kumpulan kata-kata bijak Kartini dan perannya terhadap pendidikan di Indonesia.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar