Banyaknya penduduk di Indonesia enggak diimbangi dengan pemerataan penduduk.
Misalnya Pulau Jawa yang lebih padat dibanding pulau-pulau besar lain di Indonesia.
Ketidakmerataan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa menyebabkan luas lahan pertanian yang makin sempit karena dijadikan lahan permukiman dan industri.
Di pulau lain masih banyak sumber daya yang belum dikelola dengan maksimal.
Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibanding pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa bisa mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibanding daerah lainnya.
Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan ada batasnya.
Jadi, meski di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, kemampuan wilayah untuk mendukung kehidupan ada batasannya.
4. Kualitas Penduduk yang Belum Tinggi
Salah satu penyebab pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah banyaknya remaja yang sudah menikah.
Ketidaktahuan dan ketidaksiapan pasangan ketika menikah bisa menimbulkan risiko kesehatan pada ibu dan bayi yang dilahirkannya.
Ketidaktahuan juga bisa menurunkan kemampuan pasangan muda untuk menghasilkan generasi baru yang unggul dan berkualitas.
Baca Juga: Pertumbuhan Penduduk Dunia dan Indonesia, Geografi Kelas 11 SMA
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perkawinan sudah mengubah batas usia minimal menikah bagi laki-laki dan perempuan yang berusia 19 tahun.
Pada kenyataannya, seseorang tetap bisa menikah di bawah usia yang ditentukan, jika mengantongi surat dispensasi kawin oleh pengadilan agama setempat.
Anak yang menikah di bawah 18 tahun karena kondisi tertentu punya kerentanan yang lebih besar dalam mengakses pendidikan, kesehatan.
Sehingga berpotensi melanggengkan kemiskinan antargenerasi, juga meningkatkan potensi kekerasan.
Pertanyaan: |
Kenapa jumlah penduduk yang besar bisa menimbulkan masalah di suatu daerah atau wilayah? |
Petunjuk, cek lagi page 2. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar