Filosofi Rendang yang Disajikan di Hari Raya
Sama halnya seperti sajian hari raya lainnya, rendang juga punya nilai filosofi tersendiri sebagai sebuah kuliner.
Tahukah kamu bahwa sajian lezat ini jadi simbol musyawarah dan mufakat di daerah asalnya?
Rendang memiliki empat unsur yang wajib ada ketika membuatnya, di antaranya:
1. Dagiang (daging ), bahan makanan ini menjadi simbol dari pemuka adat yang oleh bahasa setempat disebut dengan niniak mamak.
2. Karambia (kelapa), yang menjadi simbol para kaum pemikir atau cadiak pandai.
3. Lado (cabai), menjadi simbol alim ulama atau alim ilama.
4. Pemasak (bumbu atau rempah-rempah), menjadi simbol pemersatu.
Masyarakat minang melihat rendang sebagai simbol persatuan dan keutuhan.
Hal ini jugalah yang membuat rendang selalu hadir dalam berbagai acara penting masyarakat Minangkabau.
Enggak hanya dikenal di Padang, tradisi ini juga dilestarikan oleh masyarakat Melayu di Medan, Palembang, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, hingga Semenanjung Malaya.
Baca Juga: 7 Makanan Hari Raya Khas Indonesia yang Menggugah Selera, Salah Satunya Sate
Rendang menjadi hidangan istimewa yang selalu tersaji dalah acara-acara penting masyarakat setempat.
Acara-acara itu seperti Pernikahan, Ulang Tahun, Khitanan, Kenduri, dan tentunya perayaan hari besar agama Islam (Idul fitri dan Idul adha).
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar