GridKids.id - Kids, salah satu rumah adat tradisional Indonesia yang punya bagian atap rumah unik adalah rumah gadang.
Ketika kamu melihat rumah gadang, atap rumahnya mirip tanduk kerbau yang langsung terlihat unik dan mudah dibedakan dari rumah adat dari daerah lainnya.
Atap rumah gadang disebut atap bergonjong dan menjadi simbol yang menandakan identitas orang atau suku Minang, Sumatera Barat.
Jadi, dalam sekali lihat, kamu bisa tahu bahwa pemiliknya adalah orang Padang atau berasal daridaerah Sumatra Barat.
Atap bergonjong tak hanya jadi simbol identitas tapi juga jadi simbol status sosial, lo, Kids.
Atap rumah yang mirip tanduk kerbau ini jadi representasi kerbau yang menurut masyarakat setempat adalah binatang yang paling dihormati.
Sejarah menceritakan bahwa tanduk kerbau punya filosofi dan kisah dibaliknya yang menarik dan bermakna.
Sejarah Tanduk Kerbau dan Nama Minangkabau
Menurut legendanya, keberadaan tanduk kerbau ini enggak lepas dari upaya invasi kerajaan Majapahit di Jawa Timur ke Sumatra Barat.
Kala itu, wilayah Sumatra Barat berada di bawah Kerajaan Pagaruyung yang makmur di bawah raja yang arif dan bijaksana.
Kabar burung tentang kedatangan pasukan Majapahit ini sampai ke telinga raja dan panglima perang kerajaan Pagaruyung.
Baca Juga: 5 Jenis Rumah Adat Sumatera Barat dan Bentuknya
Hal ini lalu melahirkan upaya untuk berdiplomasi untuk menghindarkan rakyat dari peperangan yang menyengsarakan.
Raja Pagaruyung lalu melakukan perundingan damai hingga upaya untuk saling mengadu kerbau antara dua kerajaan ini.
Langkah pertama, sang raja mengirimkan puterinya yang bernama Datuk Tantejo Gerhano beserta dayang-dayangnya untuk pergi ke perbatasan untuk menyambut pasukan Majapahit yang bersiap memasuki wilayah kerajaan Paguruyung.
Niat awal para prajurit Majapahit yang akan melakukan invasi berubah ketika mendapat sambutan yang ramah dan hangat, ditambah dengan jamuan berbagai santapan yang lezat.
Setelah menghadap raja akhirnya disetujui bahwa peperangan akan digantikan dengan adu kerbau.
Kerbau yang dibawa oleh kerajaan Majapahit jauh lebih besar daripada kerbau milik kerajaan Pagaruyung yang kala itu masih anak kerbau.
Dalam pertarungan yang enggak imbang itu, secara ajaib kerbau dari kerajaan Pagaruyung menang sehingga rakyat kerajaan meneriakan "Manang Kabau!".
Kemenangan kerajaan Pagaruyung dalam adu kerbau ini kemudian jadi asal usul nama nama Minangkabau yang masih digunakan sampai hari ini.
Bentuk dan Makna Atap Bergonjong
Atap rumah gadang punya susunan seperti susunan daun sirih yang bagian ujungnya lancip menjulang.
Ornamen ini secara khusus menggambarkan hirarki kekuasaan dalam pengambilan keputusan.
Baca Juga: 19 Nama Daerah di Provinsi Sumatra Barat dan Nama Ibu Kotanya
Bentuk lengkung yang terlihat jelas menjadi salah satu cara menggambarkan bahwa segala sesuatu yang enggak disampaikan secara langsung tapi bisa menggunakan cara yang diplomatis.
Bentuk perahunya jadi simbol kenangan masyarakat Minangkabau pada leluhurnya yang berlayar sampai ke daerah ini.
Peninggalan bangunan dengan atap bergonjong tertua adalah Balairung Sari di Kabupaten Tanah Datar yang dibangun sekitar lima abad silam.
Dulunya atas bergonjong hanya digunakan di rumah gadang di daerah dataran tinggi Minangkabau saja.
Model atap ini enggak pernah ditemukan di daerah pesisir atau kota-kota besarnya, masing-masing daerah punya tipe rumahnya sendiri.
Namun, atap bergonjong kini mudah ditemui di berbagai wilayah di Indonesia.
Salah satu yang paling mudah ditemukan adalah sebagai penanda rumah makan padang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Nah, Kids, itulah tadi sejarah dan makna dari atap rumah Gadang atau atap bergonjong dari Sumatera Barat.
Kalau rumah adat di daerahmu punya filosofi apa, nih?
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar