GridKids.id - Kids, sudah tahukah kamu sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami fenomena gerhana Matahari Hibrida.
Gerhana matahari hibrida merupakan perpaduan dari gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin.
Fenomena alam gerhana matahari hibrida akan muncul pada 20 April 2023 mendatang.
Adapun negara yang mengalaminya selain Indonesia yaitu Timor Leste, Australia, sebagian Amerika Tengah, Kolombia dan Brasil.
Apa itu Gerhana Matahari Hibrida?
Berdasarkan keterangan BMKG, gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari yang terjadi ketika matahari, bulan dan bumi tepat segaris.
Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.
Nantinya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin (gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya), sedangkan di tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan.
Ada kalanya jarak bulan tertentu menghasilkan bayangan umbra yang tak cukup panjang untuk sampai di seluruh bagian permukaan bumi.
Oleh karena itu, akan ada bagian yang hanya mendapatkan bayangan antumbra.
Jika hal ini terjadi, gerhana matahari dapat dimulai sebagai gerhana cincin, lalu kemudian berubah menjadi gerhana total, kemudian berakhir kembali sebagai gerhana cincin.
Baca Juga: 4 Gerhana yang Terjadi di Tahun 2023, Bisa Disaksikan dari Indonesia
Mengenai tempat untuk mengamati, diketahui lokasi terbaik di jalur gerhana Matahari total adalah Biak, Papua, dan juga Pulau Kisar, Ambon.
Durasi puncak gerhana di Biak berlangsung 1 menit 2 detik pada pukul 13.57.13 WIT.
Sementara, durasi puncak gerhana di Pulau Kisar adalah 1 menit 5 detik pada pukul 13.22.56 WIT.
Untuk diketahui gerhana matahari hibrida, salah satu jenis gerhana matahari yang langka.
Gerhana Matahari hibrida cukup jarang terjadi, hanya sekitar satu kali setiap dekade.
Faktor utamanya adalah jarak bulan dan matahari terhadap Bumi yang cenderung stabil.
Ketika jarak Bulan dan Bumi sedang relatif dekat, hanya umbra yang jatuh di permukaan Bumi sehingga terciptalah gerhana matahari total.
Sedangkan ketika jarak antara keduanya sedang relatif jauh, antumbra akan ikut jatuh di permukaan bumi dan menciptakan gerhana matahari cincin.
Nyatanya, jarak bulan dan matahari terhadap bumi dapat beberapa kali berubah dalam satu waktu seperti ketika gerhana matahari hibrida terjadi.
Rentang jarak yang diperlukan agar terjadi jenis gerhana matahari itu sangatlah sempit.
Sebagian besar konfigurasi gerhana tak cocok untuk gerhana matahari hibrida.
Baca Juga: Jenis-Jenis Gerhana Matahari, Salah Satunya Terjadi Malam Ini
Setelah 20 April 2023, Gerhana Matahari Hibrida diprediksi akan terjadi pada November 2031.
Namun, yang mengalaminya hanya beberapa bagian Amerika Serikat dan wilayah di dekatnya.
Sesudah Gerhana Matahari 2031, diperkirakan Gerhana Matahari Hibrida akan berlangsung pada 23 Maret 2164.
Maka dari itu gerhana matahari hibrida fenomena yang sangat langka.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar